tirto.id - Najwa Shihab, hadir dalam kegiatan Lead The Fest 2021 yang diselenggarakan oleh Pemimpin.id. Nana, sapaan akrabnya, berdialog dengan Dharmaji Suradika selaku CEO dari Pemimpin.id pada sesi webinar Senin (16/8/2021) sore dengan tema “Leading change without authority”. Seperti kita ketahui sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia dan dampak dari hal ini dirasakan oleh semua orang tanpa terkecuali. Banyak hal yang akhirnya berubah salah satunya yaitu gaya kepemimpinan dari pemimpin itu sendiri. Baik di organisasi, perusahaan, maupun pemerintahan.
Menurut Nana, pemaknaan dari pemimpin saat ini sudah cukup bergeser. Bahkan tak jarang influencer pun dianggap sebagai pemimpin. Padahal keduanya berbeda, terutama pada bagian tanggung jawab yang diemban. Seorang pemimpin harus paham mengenai tanggung jawabnya dan apa yang dilakukan, sehingga ketika followers mengikuti apa yang dilakukannya, dilakukan dia harus merasa bertanggung jawab
Selain itu, lanjut Nana, menjadi seorang pemimpin juga harus mampu menggerakkan bukan hanya mendikte pengikutnya. “Menggerakkan di sini berarti mampu membawa nyawa, memberi nuansa, dan membuat orang lain tergerak”, tambahnya. Sehingga meskipun banyak followers tidak bisa menjadi tolak ukur dikatakan menjadi sebuah pemimpin, karena dibutuhkan kemampuan rekam jejak yang mendukung.
Pendiri dari Narasi itu juga menekankan bahwa “leadership with authority” itu dibutuhkan namun yang lebih penting adalah “leadership is action not position, leadership is earn not given”.
Nana juga menceritakan bagaimana pengalaman kepemimpinannya dan nilai yang diterapkan kelurganya. Pengalaman kepemimpinannya sudah dimulai sejak di bangku sekolah dasar saat menjadi ketua kelas hingga akhirnya bergabung dalam pertukaran pelajar yang menjadikan dirinya semakin terbuka dan berempati terhadap bangsanya.
Hal tersebut juga didorong oleh nilai keluarganya yang tidak pernah diperlakukan tidak berharga dibanding laki-laki dan selalu terbuka utamanya untuk bidang pendidikan. Abi, sapaan Quraish Shihab, juga menekankan untuk semua anaknya harus cinta akan ilmu.
Pesan Nana untuk seluruh anak muda Indonesia, agar bisa fokus dan merapatkan barisan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Karena dengan luasnya negeri ini, masih banyak ketimpangan yang terjadi. Harapannya, kemampuan untuk saling berkolaboarasi dan menggabungkannya dengan teknologi akan menghasilkan dampak yang luar biasa. “Sehingga kemampuan untuk mengasah empati dan menjadi lifelong learner sangat dibutuhkan,” ujar Nana.