Menuju konten utama

Muhammadiyah Tepis Kekhawatiran Penguatan Gerakan Radikal

Dari sisi pendidikan, ada kekhawatiran akan ada penguatan kelompok radikal di Tanah Air seiring kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al saud ke Indonesia.

Muhammadiyah Tepis Kekhawatiran Penguatan Gerakan Radikal
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek Dikti) M. Nasir (kanan) didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) berbicara pada Seminar Kebijakan Pendidikan Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa Menuju Indonesia Berkemajuan, pada Tanwir Muhammadiyah, di Ambon, Maluku, Sabtu (25/2) malam. Menurut Menristek Dikti, dalam membangun daya saing bangsa saat ini, khususnya pada ranah Perguruan Tinggi, kunci utamanya yaitu pengembangan riset dan inovasi. ANTARA FOTO/Embong Salampessy.

tirto.id - Dari sisi pendidikan, ada kekhawatiran akan ada penguatan kelompok radikal di Tanah Air seiring kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al saud ke Indonesia. Hal itu ditepis oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti dengan mengatakan tidak perlu ada kekhawatiran kehadiran Raja Salman akan memperkuat kelompok radikal.

Dia mencontohkan sejauh ini terdapat beasiswa pendidikan pemerintah Saudi yang dimanfaatkan pelajar Indonesia untuk menempuh studi di berbagai lembaga pendidikan negara kaya minyak itu.

"Dari sisi kerja sama pendidikan, ada kekhawatiran kehadiran Raja Salman ini memperkuat kelompok radikal di Indonesia. Saya pikir itu kekhawatiran yang berlebihan," kata Muti di Jakarta, Rabu, (1/3/2018) seperti dilansir dari Antara.

Akan tetapi, kata dia, pelajar Indonesia tidak lantas menganut paham Islam aliran Salafi atau Wahabi setelah menamatkan studi di Saudi. Justru, pelajar Indonesia yang mendapat beasiswa studi di Saudi tetap saja menganut madzhab Syafii.

"Tidak kemudian setelah studi di sana menjadi penganut Salafi atau Wahabi. Maka jangan ada kekhawatiran berlebihan terkait kunjungan ini," kata dia.

Menurut Muti, Indonesia dan Saudi memiliki persoalan yang sama terkait tantangan menghadapi radikalisme dan terorisme. Dua negara berpenduduk mayoritas Muslim ini beberapa kali mengalami serangan orang atau kelompok terorisme.

Dengan menepis kekhawatiran terkait kunjungan Raja Salman, Muti berharap kunjungan orang nomor satu Saudi itu akan memperkuat kemitraan strategis dua negara dalam beragai kerja sama seperti ekonomi, pendidikan dan lainnya yang relevan.

Baca juga artikel terkait KUNJUNGAN RAJA SALMAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh