tirto.id - Aliansi global di bidang pemasaran dan media, MMA Global Indonesia, menggelar MMA Impact Indonesia 2025 di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, Kamis (6/11). Dengan mengusung tema besar “Powering Marketing for Growth | Act, Accelerate, and Advance", forum ini mempertemukan para pemimpin industri lintas sektor untuk membahas masa depan pemasaran di era kecerdasan buatan (AI) dan transformasi digital yang kian pesat.
Ajang tahunan ini menghadirkan para Chairperson, C-level Executives, Directors, Business Owners, dan Heads of Marketing dari berbagai sektor untuk membahas tiga pilar utama strategi pertumbuhan: Act, Accelerate, dan Advance.
Pilar Act menyoroti pentingnya kerangka kerja strategis bagi pertumbuhan merek; Accelerate fokus pada percepatan pengalaman pelanggan melalui AI dan teknologi data; sedangkan Advance mendorong budaya inovasi yang berkelanjutan di tengah perubahan industri.
“Kita sekarang ada di dunia data, inovasi, teknologi, kreativitas, ide, dan pertumbuhan. Kita harus melihat apa yang penting di sana," ujar Shanti Tolani, Country Head & Board of Director MMA Indonesia, dalam sambutannya.
MMA Global yang beroperasi di lebih dari 16 negara dan memiliki cabang Indonesia sejak 2018 menekankan pentingnya kolaborasi untuk memperkuat fondasi industri pemasaran. Tolani menambahkan bahwa MMA kini berevolusi, menandai pergeseran dari industri mobile ke industri yang memasuki era AI.
"Walau kami memutuskan untuk rebrand, tapi core values kami tetap sama. Kenapa asosiasi penting banget di industri ini? Karena kami benar-benar membantu brand, CEO, CMO, para pemimpin perusahaan, untuk masuk ke lanskap marketing yang baru ini," tutur Shanti.
Salah satu sesi yang menjadi sorotan adalah “Leading in the Era of Disruption” yang menghadirkan Sutanto Hartono (CEO Emtek Media & Vidio), Axton Salim (Director Indofood), dan Yongky Susilo (Consumer & Retail Strategist). Para pembicara menyoroti pentingnya kelincahan dan inovasi strategis untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen dan disrupsi digital, termasuk melakukan bisnis di luar kebiasaan perusahaan.
"Kita melihat EMTEK yang sangat berbedadari 5 tahun lalu. Jadi sekarang kami berinvestasi bahkan di sesuatu yang tidak berkaitan dengan media. Kami berinvestasi di layanan airport,kemudian kami juga berinvestasi di rumah sakit," ujar Sutanto.
Sesi lain, “Commanding the Future: How AI and Live Data Drive Business Agility, Scalability, and Growth”, membahas bagaimana pemanfaatan real-time data dan AI dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat pengambilan keputusan, dan memperkuat pertumbuhan bisnis.
Menurut laporan MMA Global, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD360 miliar pada 2030, dengan potensi besar pada sektor belanja daring hingga hiburan. Karena itu, MMA menilai para pemasar perlu beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi yang makin terhubung lintas perangkat dan banyak berisi konten singkat namun bermakna.
Dengan kehadiran lembaga seperti Emtek Media, Indofood, CIMB Niaga, dan HM Sampoerna, forum ini juga menegaskan pentingnya keseimbangan antara kreativitas dan sains dalam strategi pemasaran modern.
Melalui MMA Impact Indonesia 2025, MMA Global memperkuat perannya sebagai penggerak ekosistem pemasaran dan periklanan Indonesia yang tangguh, berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan di era AI, serta mendorong kolaborasi dari para leader untuk mencari solusi bagi aneka tantangan yang dihadapi oleh industri.
"Jadi kalau leader, CEO, CMO, direktur, they come together, and they are honest, bener-bener terbuka, then the challenges can be easily solved," tutup Shanti.
Editor: Tirto Creative Lab
Masuk tirto.id






































