tirto.id - “Penyakit fatal dan mengerikan ini mengintai tubuhmu jika sering minum air es setiap hari," bunyi sebuah reel yang dibagikan oleh akun Facebook bernama Abdurrahman P Rohim (tautan) pada 25 September lalu.
Lewat reel tersebut, seorang perempuan menyampaikan beberapa bahaya yang ditimbulkan akibat minum air es setiap hari, di antaranya membekukan makanan berminyak, memicu terbentuknya batu ginjal, menyebabkan pusing, perut buncit, perut kembung, membuat tubuh terus terasa haus, memperlambat detak jantung, menyebabkan pembekuan di otak, hilangnya nutrisi dalam tubuh, hingga memicu radang tenggorokan.
Tetapi, narator tak mencantumkan sumber dari informasi tersebut.
Hingga 8 November ini, reel tersebut mendapat reaksi dari 21,9 ribu orang, dikomentari hingga 156 kali, dan telah dibagikan hingga 11 ribu kali.
Namun, benarkah informasi yang disampaikan lewat reel tersebut?
Penelusuran Fakta
Berdasarkan penelusuran Tirto, belum ada informasi kredibel yang menyatakan bahwa meminum air es setiap hari dapat membahayakan. Reel yang dimaksud juga tidak menyatakan apakah air es yang dimaksud hanya air mineral saja atau minuman dengan perasa seperti es teh manis atau es kopi susu.
Mengenai hal ini, menukil dari melalui situs kesehatan Alodokter, dr. Arrum Putri Amalia menyatakan bahwa air es sebenarnya tidak berbahaya, selama es yang dibuat berasal dari air minum yang bersih. Hal ini dikarenakan tubuh memang membutuhkan sejumlah cairan sebanyak minimal 1,5 hingga 2 liter per hari, yang bisa didapatkan dari air putih hangat, air es, ataupun air biasa.
“Konsumsi air mineral yang cukup dapat membantu menghidrasi tubuh setelah berolaharga, meringankan nyeri otot, meredakan demam, mengatasi sakit tenggorokan, menurunkan berat badan, mencegah sembelit, memudahkan batu ginjal terbuang melalui urin, dan membuat kulit menjadi sehat,” jelas dr. Arrum.
Ia juga menambahkan bahwa sebetulnya tidak masalah mengonsumsi air es setiap hari. Yang terpenting adalah kecukupan cairan tubuh terpenuhi, yakni minimal 1,5 hingga 2 liter per hari. Dokter Arrum juga menyarankan agar tidak mengonsumsi minuman dingin secara tergesa-gesa, karena kadang dapat menimbulkan sakit kepala.
Melalui situs kesehatan lainnya, Klikdokter, dr. Melyarna Putri juga menuliskan beberapa efek negatif meminum air es. Namun, tulisan ini tidak secara spesifik menyebut apakah efek negatif ini muncul jika seseorang meminum air es setiap hari.
Beberapa efek negatif yang dimaksud seperti menyebabkan batuk apabila memiliki riwayat alergi dingin. Demikian pula bagi yang sedang flu atau merasa tidak nyaman pada tenggorokan, minum air es juga dapat menyebabkan keluhan semakin berat.
Situs yang sama juga membantah mitos yang salah bahwa minum air es dapat menyebabkan kegemukan. Sebab, air es pada dasarnya mengandung 0 kalori, sehingga tidak berpotensi menaikkan berat badan. Namun, hal ini akan berbeda dengan air es yang mengandung gula.
Tulisan dr. Melyarna juga menyebut soal dampak sakit kepala atau migrain yang ditimbulkan dari minum air es. Hal ini dikarenakan ketika minum air es, stimulus dingin (cold palatal) akan terangsang. Inilah yang memfasilitasi timbulnya sakit kepala, nyeri pada bagian dahi dan migrain.
Sama seperti yang disebut di situs Alodokter, dr. Melyarna menyatakan reaksi migrain akibat minum air es tidak terjadi pada semua orang. Lagipula, kasus sakit kepala atau migrain yang terjadi akibat minum air es adalah akibat meneguk air tersebut terlalu cepat dan dalam jumlah banyak.
Kembali, terlepas dari anggapan seputar air es, air disebut merupakan zat yang memegang peranan penting bagi manusia. Air bermanfaat sebagai media transportasi oksigen dan zat gizi ke sel maupun organ di seluruh tubuh. Air juga berperan untuk mengatur suhu tubuh, melembapkan kulit, membantu penyerapan zat gizi, dan menunjang proses pengeluaran toksin (racun) dari tubuh.
Situs kesehatan Healthline juga pernah merangkum studi mengenai dampak minum air es. Namun beberapa eksperimen tersebut cukup tua dan beberapa bahaya yang dimaksud juga tidak sedramatis yang disampaikan di reel Facebook.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Saketkhoo et al., (1978), misalnya, meneliti efek meminum air es terhadap produksi mukus di hidung. Studi ini pun menyimpulkan bahwa meminum air es dapat membuat mukus jadi lebih tebal dan membuat oksigen lebih lambat melalui saluran pernapasan, dibanding jika orang tersebut meminum air hangat dan mengonsumsi makanan hangat.
Namun, perlu diketahui bahwa studi ini dilakukan pada 1978 dan sampel studi pun cukup kecil, yakni 15 orang.
Selanjutnya, studi yang dilakukan Ren et al., (2012) mengenai dampak meminum air hangat dan air dingin pada 12 orang pasien dengan akalasia, yakni kondisi ketika kerongkongan (esofagus) kehilangan kemampuan untuk mendorong makanan dari mulut ke perut.
Studi ini menemukan bahwa air dingin dapat meningkatkan tekanan pada otot bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter/LES), memperpanjang durasi kontraksi badan esofagus, dan memperburuk gejala akalasia.
Sementara itu, penelitian ini menemukan bahwa air hangat dapat menurunkan tekanan istirahat LES, membantu relaksasi LES, mempersingkat durasi kontraksi badan esofagus dan meredakan gejala dari akalasia. Penelitian ini menyarankan agar penderita akalasia mengonsumsi makanan dan minuman hangat serta menghindari makanan dan minuman yang dingin.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, diketahui bahwa meminum air es bisa memiliki dampak negatif pada kondisi tertentu. Misalnya, meminum air es bisa menimbulkan sakit kepala jika diminum terlalu cepat atau batuk pada yang memiliki alergi dingin. Beberapa dampak negatif ini sempat disebutkan di reel.
Namun, belum ada studi yang menyebutkan korelasi antara meminum air es dengan penyakit berbahaya seperti batu ginjal, menyebabkan perut buncit dan perut kembung, membuat tubuh terus terasa haus, memperlambat detak jantung, menyebabkan pembekuan di otak, dan hilangnya nutrisi dalam tubuh.
Meminum air putih secara umum sangat baik bagi tubuh, sebab air bermanfaat sebagai media transportasi oksigen dan zat gizi ke sel maupun organ di seluruh tubuh.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reel yang menyebarkan klaim penyakit fatal yang ditimbulkan dari minum air es setiap hari bersifat partly false (salah sebagian).
Editor: Farida Susanty