Menuju konten utama

Mensos-DPR Setujui Anggaran Rp11,2 Triliun bagi Anak Yatim COVID-19

Komisi VIII DPR RI menyetujui pagu anggaran Kementerian Sosial (Kemensos) TA 2022 sebesar Rp78,25 Triliun.

Mensos-DPR Setujui Anggaran Rp11,2 Triliun bagi Anak Yatim COVID-19
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/8/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

tirto.id - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan Komisi VIII DPR RI menyetujui pagu anggaran Kementerian Sosial (Kemensos) TA 2022 sebesar Rp78.256.327.121.000. Dari jumlah itu, sebanyak Rp11,2 triliun akan diusulkan untuk anak yatim.

Akan tetapi, untuk tahun 2021 ini hanya diberikan kepada anak yatim yang terdampak COVID-19 melalui Program ATENSI dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

"Pagu ATENSI untuk anak yatim tahun 2022 diusulkan Rp11,2 triliun rupiah. Tapi untuk tahun 2021, dialokasikan Rp2,3 miliar bantuan untuk anak yatim karena kehilangan orangtua akibat Covid-19 dan membantu mereka bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan dasar," kata Risma melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/8/2021).

Kemudian dari TA 2022 tersebut, tahun depan Risma akan memberi perhatian penting pada program-program pemberdayaan ekonomi, sejalan dengan dampak pandemi yang memicu peningkatan angka kemiskinan.

Politikus Partai PDI-P itu juga menyatakan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) untuk menjadi salah satu ujung tombak pengentasan kemiskinan. Pada tahun 2021 ini, Kemensos akan menambahkan menjadi 6000 unit, karena standarnya berubah dari Rp15 juta jadi Rp20 juta per unit.

“Sebetulnya konsep yang kita ingin bangun bagi warga miskin, jika rumahnya sudah diperbaiki tetap saja miskin. Cuma berubah menjadi lebih bagus, maka dilanjutkan pemberdayaan ekonomi, sebab permasalahan terkadang membutuhkan aksesibilitas infrastruktur lingkungan,” ucapnya.

Risma juga memastikan kebutuhan dasar warga miskin bisa terpenuhi meskipun dengan fasilitas sederhana, tapi di saat bersamaan bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. Salah satu caranya, kata dia, dengan cara meningkatkan pendapatan mereka.

Risma mencontohkan pemberdayaan ekonomi di Asmat, Papua. “Di sana sudah ada pemberdayaan bagi nelayan seperti memberikan bantuan alat menangkap ikan yang lebih memadai, memberikan bantuan untuk peternakan ayam dan ayam petelur, serta men-support usaha kios dan koperasi sembako yang dikelola oleh penerima bantuan,” klaimnya.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan