tirto.id - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali berharap perkembangan sepak bola Indonesia akan semakin baik. Hal itu dikemukakan pada peringatan HUT ke-90 PSSI yang jatuh pada hari ini, Minggu (19/4/2020).
“Pemerintah dan saya sebagai Menpora berharap persepakbolaan kita semakin baik,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara, Minggu (19/4).
Menurutnya, sepak bola Indonesia berpotensi besar untuk berkembang pesat. Apalagi Presiden Joko Widodo juga turut mendukung dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 mengenai Percepatan Persepakbolaan Nasional.
Lebih lanjut, Zainudin Amali mengatakan salah satu cara agar prestasi sepak bola Indonesia makin maju yakni dengan meningkatkan kualitas pengelolaan kompetisi. Ia pun ingin agar PSSI melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan.
“Semoga semakin banyak masyarakat yang terlibat dan antusias menonton semua pertandingan sepak bola nasional,” tambahnya.
“Sekarang tinggal kita sebagai masyarakat sepak bola harus bisa menyikapi dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Perhatian pemerintah, khususnya Presiden kepada sepak bola luar biasa.
“Selalu semangat untuk pengurus PSSI dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota,” ujar Zainudin Amali.
Saat ini, aktivitas sepak bola Indonesia tengah terhenti lantaran pandemi COVID-19. Sejumlah agenda Timnas Indonesia pun terdampak. Beberapa di antaranya yakni turnamen Piala AFF U16 dan U19 yang semestinya digelar tahun ini.
Sementara kompetisi sepak bola Indonesia (Liga 1 dan Liga 2) juga ditunda hingga 29 Mei 2020. Apabila situasi pandemi corona tidak membaik, maka kemungkinan Liga musim ini akan dihentikan.
Untuk diketahui, Liga 1 2020 baru bergulir 3 pekan sedangkan Liga 2 baru memainkan satu pertandingan.
Sejarah Singkat PSSI
PSSI berdiri pada 19 April 1930 atas prakarsa Soeratin Sosrosoegondo yang juga menjadi Ketua Umum PSSI pertama. Soeratin lahir pada 17 Desember 1898 dan meninggal pada 1 Desember 1959.
Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada 1927. Satu tahun berselang, ia kembali ke tanah air untuk kemudian bekerja di sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada.
Kegemarannya pada sepak bola, serta kerap aktif di bidang pergerakan membuatnya mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Dari pertemuan yang dilakukan pada 19 April 1930, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Agung DH