tirto.id - Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, mengakui ada kendala dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XXI. Hal itu, menurutnya, karena pelaksanaannya di dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatra Utara. Kesulitan itu antara lain penyediaan akomodasi dan infrastruktur olahraga yang akan digunakan.
"Kendalanya, ini merupakan PON dalam sejarah Republik Indonesia yang pertama diselenggarakan di dua provinsi. Tentu saja secara koordinasi dan komunikasi lebih kompleks," kata Dito usai mengikuti Rapat Terbatas terkait Persiapan PON XXI Aceh-Sumatra Utara dan Peparnas 2024 di Istana Merdeka, Kamis (13/6/2024).
Selain masalah koordinasi dan konsolidasi, Dito juga mengakui kesulitan saat membangun sarana dan prasarana olahraga di Aceh dan Sumatra Utara agar tepat dan sesuai arahan.
"Tetapi kendala utamanya adalah memastikan bagaimana venue yang belum ada menjadi ada dan merenovasi venue menjadi tepat waktu dan tepat standar, serta bisa digunakan untuk PON dan pasca PON," kata dia.
Dalam proses pelaksanaannya, Dito menyebut pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam perencanaan anggaran. Saat dikonfirmasi berapa nominal yang akan dihabiskan untuk acara tersebut, Dito enggan menjabarkan.
"Untuk anggaran ini kombinasi APBD dan APBN, yang penting bagaimana PON dan Peparnas ini sukses dilaksanakan," katanya.
Nantinya, Presiden Jokowi akan membuka acara di Aceh yang digelar 8-20 September 2024, dan menutupnya di Sumatra Utara. Sedangkan Pekan Paraliampiade Nasional (Peparnas) akan digelar pada 6-13 Oktober 2024.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi