tirto.id - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya menjadikan produk tenun khas Indonesia sebagai andalan, mengikuti jejak batik yang telah lebih dulu dikenal dunia.
"Ini salah satu industri kreatif yang harus didorong. Sesudah batik, tenun harus menjadi andalan Indonesia. Apalagi tenun ini hampir di seluruh provinsi Indonesia yang memiliki ciri masing-masing," kata Airlangga dalam acara “Pameran Wastra Tenun Nusantara" di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Untuk itu, Airlangga mengimbau para perajin industri kecil dan menengah (IKM) tenun untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya alam sekitar, baik yang di dapat dari kebun maupun pekarangan rumah.
Tidak hanya digunakan sebagai bahan pendukung produksi, bahan di sekitar perajin dapat juga dikembangkan menjadi bahan baku utama, mulai dari kapas hingga bahan pewarna alami.
"Upaya tersebut yang akan kami arahkan, penggunaan bahan baku produksi tenun secara swadaya," tegas Airlangga.
Pameran yang diselenggarakan oleh Kemenperin bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla dengan dihadiri Pengurus Dekranas dan Ibu-ibu OASE Kabinet Kerja.
Di samping itu, Kemenperin fokus mendorong pertumbuhan dan pengembangan IKM tenun di dalam negeri melalui berbagai pembinaan mulai dari bimbingan teknis, bantuan start-up mesin peralatan, pemberian dampingan tenaga ahli hingga pemasaran.
"Kami juga menyarankan kepada perajin IKM tenun agar memanfaatkan peran Balai Besar Kemenperin untuk mencari solusi permasalahan pada produksi maupun dalam meningkatkan produktivitas melalui kegiatan penelitian dan pengembangan," tuturnya.
Terkait produk kerajinan wastra atau kain, di Indonesia terdapat dua produk unggulan yang dikenal hingga ke mancanegara, yaitu batik dan tenun.
"Kedua produk tersebut memiliki corak eksotik yang dapat memikat mata setiap orang," ujar Airlangga.
Selain batik, produk tenun juga memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kinerja industri mode nasional.
Pada 2015, produk mode Indonesia telah berhasil memperoleh pangsa pasar yang besar di skala global dengan nilai ekspor mencapai 7,28 miliar dolar AS.
"Seiring teknologi pembuatan tenun yang sudah semakin baik, peluang pasar produknya akan kita dorong untuk bisa masuk ke pasar internasional," lanjutnya.
Airlangga menjelaskan, tenun secara garis besar diciptakan dalam berbagai warna, corak dan ragam hias yang memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan, lingkungan alam serta menjadi bagian penting yang merepresentasikan budaya dan nilai sosial yang berkembang saat ini.
Dalam segi fungsi, tenun memiliki beragam kegunaan antara lain, sebagai busana upacara adat, sebagai mahar dalam perkawinan maupun sebagai penunjuk status sosial.
Potensi tenun hingga kini telah tersebar hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari kain Tenun Ulos di Sumatera Utara; Tenun Troso di Jepara, Jawa Tengah; Tenun Endek di Bali hingga Tenun Rote di Nusa Tenggara Timur.
"Kreativitas para perajin tenun yang tersebar di seluruh Nusantara dalam menghasilkan desain berciri khas menjadi suatu corak budaya," imbuh Airlangga.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari