Menuju konten utama

Menkeu: APBN Sudah Mulai Defisit Rp700 Miliar pada Oktober 2023

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai Oktober 2023 mencatatkan defisit Rp700 miliar.

Menkeu: APBN Sudah Mulai Defisit Rp700 Miliar pada Oktober 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (25/10/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai Oktober 2023 mencatatkan defisit Rp700 miliar setelah surplus sembilan bulan berturut-turut. Realisasi setara 0,003 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Dari sisi posisi akhir Oktober dengan posisi ini maka postur APBN sudah mulai defisit sebesar Rp700 miliar atau 0,003 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jumat (24/11/2023).

Sri Mulyani menuturkan realisasi belanja negara per Oktober 2023 mencapai Rp2.240,8 triliun atau menurun 4,7 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yaitu sebesar Rp2.350,7 triliun, sedangkan realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.240,1 triliun atau tumbuh 2,8 persen (yoy) dari Rp2.179,2 triliun.

Sri Mulyani memerinci, realisasi belanja negara meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.572,2 triliun atau turun 5,9 persen (yoy) serta transfer ke daerah Rp668,5 triliun atau terkontraksi 1,6 persen (yoy). Sementara itu,

belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp768,7 triliun atau tumbuh 1,9 persen (yoy) serta belanja non K/L senilai Rp803,6 triliun atau turun 12,4 persen (yoy).

Sementara itu, realisasi pendapatan negara meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp1.744,6 triliun atau tumbuh 2,5 persen (yoy) serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp494,2 triliun atau meningkat 3,2 persen (yoy).

Sri Mulyani menuturkan, penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak senilai Rp1.523,7 triliun atau tumbuh 5,3 persen (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp220,8 triliun atau turun 13,6 persen (yoy).

Lebih lanjut, dia menuturkan walapun kondisi APBN secara keseluruhan mengalami defisit, keseimbangan primer mencatat surplus sebesar Rp365,4 triliun atau tumbuh 153 persen (yoy) dari Rp144,4 triliun. Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.

Kemudian, realisasi pembiayaan anggaran pun membaik dengan penurunan 61,8 persen (yoy) menjadi Rp168,5 triliun pada Oktober 2023 dari Rp441,1 triliun pada Oktober 2022.

"Pembiayaan kita turun drastis dibandingkan tahun lalu," kata Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait APBN 2023 atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin