Menuju konten utama

Mengenal Victim Blaming dan Bahayanya untuk Kesehatan Mental

Victim blaming merupakan pembenaran atas ketidakadilan dengan menemukan cacat ataupun kesalahan yang ada pada korban.

Mengenal Victim Blaming dan Bahayanya untuk Kesehatan Mental
Ilustrasi Kekerasan Seksual. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Victim blaming merupakan sebuah istilah yang ditujukan kepada seseorang atau korban yang mana mereka harus bertanggung jawab atas hal yang menimpanya. Victim blaming terjadi saat seseorang melakukan suatu hal yang dianggap memprovokasi orang lain untuk melakukan suatu kekerasan, baik melalui tindakan, ucapan, ataupun pakaian.

Istilah victim blaming dipopulerkan oleh sosiolog asal Amerika, William Ryan. Ia menyampaikan bahwa konsep victim blaming merupakan pembenaran atas ketidakadilan dengan menemukan cacat ataupun kesalahan yang ada pada korban.

Dilansir dari Very Well Mind, victim blaming seringkali terjadi untuk membantu para pelaku merasa lebih baik. Mereka akan merasa aman saat membayangkan korban melakukan kesalahan. Para korban juga akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang ia rasakan karena mereka percaya bahwa dunia memang adil dan dapat membantu mereka merasa lebih baik dalam beberapa hal.

Padahal, victim blaming merupakan suatu hal yang dapat memberikan dampak buruk bagi korban. Para korban akan merasakan malu, yang akan menginternalisasi beberapa luka pada jiwa mereka. Hal ini juga akan membuat korban lebih lama untuk pulih dari pelecehan yang mereka terima.

Dilansir dari Wise end Stigma Together, victim blaming dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental korban. Di antaranya adalah depresi, kecemasan, serta gangguan stres pasca trauma.

Agar tidak membuat dampak buruk bagi korban atas tindakan yang tidak menyenangkan tersebut, hindari beberapa hal yang dapat membuat anda melakukan victim blaming, yaitu pernyataan menyalahkan seperti:

  • Mereka pantas mendapatkannya
  • Mereka harus berubah
  • Mereka adalah penyebabnya
  • Mereka seharusnya tahu lebih baik
  • Mereka tidak melawan
  • Mereka terlalu sensitif.
Untuk meminimalisir dampak buruk dari victim blaming, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung korban yang dikutip dari Wise end Stigma Together, di antaranya adalah:

  • Berilah pengakuan bahwa sulit untuk bercerita saat mengalami pelecehan dan trauma. Saat orang lain menceritakan tentang apa yang mereka rasakan saat tengah trauma dan pelecehan yang mereka dapatkan, anda merupakan orang yang mereka percayai.
  • Selalu waspada tentang jebakan mental saat mempercayai bahwa dunia ini adil. Sulit menerima bahwa terkadang hal tidak mengenakkan akan terjadi pada orang yang baik. Kenali kecenderungan untuk merasionalisasi penderitaan, trauma, dan kemalangan.
  • Hindari pernyataan yang menuduh korban.
  • Jangan tanyakan bagaimana pelaku dapat melakukan tindakan yang merugikan. Hal ini dapat membuat korban merasa lebih terpuruk. Cukup dengan mendengarkan apa yang mereka katakan.
  • Yakinkan korban bahwa mereka bukanlah pihak yang bersalah.
  • Fokus pada apa yang pelaku lakukan, bukan korban.

Baca juga artikel terkait VICTIM BLAMING atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Yulaika Ramadhani