tirto.id - Salah satu pembalap yang pernah memenangkan tujuh kali pertandingan F1 Michael Schumacher kini dikabarkan sedang menjalani terapi sel induk atau stem cell di Paris sebagaimana dilaporkan The Times, Rabu (11/9/2019).
Schumacher dikabarkan baru terlihat di muka umum setelah mengalami cedera parah di kepalanya saat bermain ski pada tahun 2013.
Perawatan stem cell-nya kali ini nampaknya akan diawasi oleh Philippe Menasché, seorang ahli bedah yang telah merintis pengobatan jantung melalui penggunaan sel-sel induk atau stem cell. Sebenarnya, apa itu stem cell?
Dilansir dari Healthine, sel induk atau stem cell merupakan sel yang tidak teridentifikasi atau sel “kosong” sehingga sel tersebut mampu berkembang menjadi sel yang selanjutnya akan melakukan diferensiasi dan membentuk berbagai fungsi sel dalam tubuh.
Sel induk adalah sel yang belum terdiferensiasi. Mereka memiliki kemampuan untuk membagi dan membuat salinan sendiri dalam jumlah yang tidak terbatas. Sel-sel lain dalam tubuh hanya dapat mereplikasi beberapa kali sebelum mereka mulai rusak.
Sedangkan ketika sel induk membelah, ia bisa tetap menjadi sel induk atau berubah menjadi sel yang berdiferensiasi.
Diferensiasi sel tersebut selanjutnya akan membentuk fungsi sel baru yang lebih spesifik, seperti sel darah, sel otak, sel otot jantung atau sel tulang.
Dilansir dari MayoClinic, bisa dinyatakan bahwa sel induk atau stem cell bisa diperoleh dari empat sumber yakni embrio berusia 3-5 hari yang memiliki sekitar 150 jaringan sel, tali pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang (sel punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.
Ilmuwan terus melakukan penelitian pada stem cell dikarenakan stem cell sendiri dapat difungsikan untuk menghasilkan sel sehat dan menggantikan sel yang rusak atau sakit pada manusia (obat regeneratif).
Terapi stem cell ini dapat dimanfaatkan bagi mereka yang mengalami cedera sumsum tulang belakang, diabetes tipe 1, penyakit Parkinson, sclerosis lateral amyotrophic, penyakit Alzheimer, penyakit jantung, stroke, luka bakar, kanker dan osteoarthritis.
Stem cell atau sel induk memiliki potensi untuk tumbuh menjadi jaringan baru untuk digunakan dalam transplantasi dan pengobatan regeneratif.
Para peneliti terus melakukan penelitian demi kemajuan penelitian tentang sel punca dan aplikasi mereka dalam transplantasi dan pengobatan regeneratif.
Selain itu, stem cell juga dapat digunakan sebagai ukuran berkembangnya suatu penyakit. Itu juga dapat difungsikan sebagai percobaan obat-obatan baru sebelum diujikan kepada manusia.
Terapi menggunakan sel induk ini dalam keberjalanannya menemui kontroversi yakni penggunaan sel embrio dalam mendapatkan sel induk.
Selama proses panen sel induk embriotik, embrio akan dihancurkan. Hal ini menimbulkan keprihatinan etis bagi beberapa orang yang percaya bahwa penghancuran embrio yang dibuahi merupakan kesahalah secara moral.
Para pihak yang menentang menyatakan bahwa embrio yang dibuahi memiliki hak untuk hidup dan bukan untuk penelitian.
Walaupu penggunaan sel induk dari orang dewasa juga dapat dilakukan. Namun, sel induk dewasa mungkin tidak dapat dimanipulasi untuk menghasilkan semua jenis sel untuk mengobati beberapa penyakit.
Selain itu Sel induk dewasa juga lebih cenderung mengandung kelainan karena bahaya lingkungan, seperti racun, atau dari kesalahan yang diperoleh sel selama replikasi.
Namun, para peneliti juga telah menemukan bahwa sel induk dewasa ternyata lebih mudah beradaptasi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yandri Daniel Damaledo