tirto.id - Borderline Personality Disorder atau gangguan kepribadian ambang merupakan salah satu gangguan mental yang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi dan berpengaruh pada perubahan suasana hati seseorang.
Dilansir dari Mayo Clinic, biasanya orang dengan gangguan seperti ini akan selalu menghadapi masalah terkait diri sendiri dan orang lain, seperti citra diri, kesulitan dalam mengelola emosi dan perilaku serta pola hubungan yang tidak stabil.
Hal tersebut dipicu oleh pikiran dan perasaan diri mereka yang selalu menganggap dirinya memiliki kekurangan yang membuat hidupnya terasa hampa dan merasa diabaikan oleh orang lain.
Ketidakstabilan ini seringkali membuat mereka sulit untuk mengatur perilaku, emosi dan suasana hatinya.
Bahkan, dengan perasaan dan pikiran yang tidak stabil tersebut, orang dengan gangguan kejiwaan ini kerap kali memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri.
Gangguan kepribadian ambang ini basanya muncul pada awal menuju dewasa. Pada usia ini disebut sebagai fase terburuk bagi pengidapnya, namun kemungkinan secara bertahap akan membaik seiring bertambahnya usia.
Orang yang mengalami gangguan ini akan memiliki beberapa gejala utama yang di antaranya kecemasan terhadap pengabaian dari orang lain, pola hubungan yang tidak stabil, perubahan pribadi secara tiba – tiba, sulit mengatur emosi dan perasaan, serta melakukan tindakan yang impulsif dan berisiko, sebagaimana ditulis NAMI.
Menurut para ahli, gangguan ini bisa disebabkan oleh sejumlah hal seperti faktor genetik.
Meskipun tidak ada gen yang spesifik terbukti menyebabkan gangguan, tetapi dalam sebuah studi menunjukkan bahwa gangguan ini bisa saja turun menurun dalam keluarga.
Selain itu, faktor lingkungan juga disebut berperan dalam membentuk gangguan mental ini.
Misalnya, sebuah peristiwa dalam kehidupan seseorang yang membuatnya menjadi traumatis, seperti tindak perundungan, pelecehan seksual dan fisik, pengabaian dari orang terdekat, dan perceraian kedua orang tua.
Disisi lain, gangguan mental ini juga bisa disebabkan oleh sistem saraf dalam otak yang tidak bekerja secara optimal satu sama lain, terutama pada bagian otak yang mengendalikan emosi dan tindakan.
Bagi Anda yang merasa memiliki gejala Borderline Personality Disorder (BPD) disarankan untuk berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental untuk melakukan percakapan klinis yang nantinya dapat memberikan Anda keputusan untuk melakukan tindakan apa selanjutnya.
National Alliance on Mental Illness (NAMI), menyarankan beberapa pengobatan yang bisa dilakukan oleh orang – orang yang mengalami gangguan ini.
Pertama, Anda bisa melakukan psikoterapi seperti terapi perilaku dialektik (DBT), terapi perilaku kognitif (CBT) dan psikoterapi psikodinamik.
Dalam pengobatan ini, Anda akan melakukan semacam terapi untuk mengatur emosi dan pikiran agar dapat menjalani kehidupan sehari – hari yang bertujuan agar Anda dapat menjalankan hidup tanpa perlu mencemaskan tentang diri anda dan orang lain.
Kemudian, Anda juga dapat mengonsumsi obat yang dianjurkan oleh terapis atau pakar kesehatan Anda.
Meskipun tidak ada obat khusus untuk BPD, tetapi beberapa obat dapat digunakan untuk mengurangi sejumlah gejala seperti menstabilkan perasaan dan antidepresi.
Selain itu, rawat inap dalam jangka pendek juga dianjurkan sebagai upaya menjaga diri jika Anda mengalami tekanan stres yang sangat berat atau melakukan tindakan impulsif yang mengkhawatirkan seperti ingin melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Jika keinginan tindakan tersebut muncul Anda disarankan untuk segera menghubungi psikiater atau orang terdekat agar Anda bisa mengutarakan perasaan dan pikiran yang dapat menenangkan diri.
Gangguan mental ini disebut akan lebih sulit untuk disembuhkan jika Anda mengalami gangguan yang lain seperti Anxiety Disorders, Posttraumatic Stress Disorder, Bipolar Disorder, Depresi, dan Eating Disorder.
Oleh karenanya bagi Anda atau siapapun yang Anda kenal mengalami gangguan ini disarankan untuk selalu dimengerti dan membantunya melakukan pengobatan agar tidak terjadi hal yang membahayakan.