Menuju konten utama

Studi: Orang Lajang Lebih Berisiko Terkena Gangguan Mental

Hasil penelitian menemukan bahwa oramg-orang yang hidup sendirian lebih berisiko terkena penyakit mental. 

Studi: Orang Lajang Lebih Berisiko Terkena Gangguan Mental
Ilustrasi. FOTO/Pexels

tirto.id - Hidup atau tinggal sendirian secara positif punya kaitannya dengan gangguan mental. Penelitian terbaru menjelaskan orang yang hidup sendirian tanpa memandang usia dan jenis kelamin, lebih berpotensi terkena gangguan mental yang umum atau common mental disorder (CMD).

Gangguan mental yang umum atau CMD adalah sekelompok keadaan tertekan yang bermanifestasi dengan kecemasan, depresi, dan gejala somatik.

Faktor-faktor risiko untuk gangguan-gangguan ini terutama adalah status sosial ekonomi yang lebih rendah, penyakit psikologis, kesehatan reproduksi yang buruk, kerugian gender dan kesehatan fisik yang buruk.

Penelitian yang diterbitkan di PLOS ONE ini menggunakan data 20.500 orang yang berusia 16-64 tahun yang tinggal di Inggris. Data tersebut diperoleh dari National Psychiatric Morbidity Survey di tahun 1993, 2000, atau 2007.

Para peneliti menganalisa gangguan mental umum (CMD) ini menggunakan Clinical Interview Schedule-Revised (CIS-R), kuesioner yang berfokus pada gejala neurotik.

Selain jumlah orang yang tinggal di rumah tangga, data juga tersedia tentang faktor-faktor termasuk berat dan tinggi badan, ketergantungan alkohol, penggunaan narkoba, dukungan sosial, dan kesepian.

Prevalensi orang yang hidup sendiri pada tahun 1993, 2000, dan 2007 adalah 8,8 persen, 9,8 persen, dan 10,7 persen.

Pada tahun-tahun itu, tingkat CMD masing-masing adalah 14,1 persen, 16,3 persen, dan 16,4 persen.

Peneliti melihat bahwa pada semua aspek, semua tahun, semua usia, dan baik pria maupun wanita, ada hubungan positif antara hidup sendiri dan CMD.

Dalam subkelompok orang yang berbeda, hidup sendiri meningkatkan risiko seseorang untuk CMD sebesar 1,39 menjadi 2,43 kali.

Secara keseluruhan, kesepian adalah yang paling besar diidap oleh peserta, tercatat sebanyak 84 persen dari total CMD yang diteliti.

Para penulis menyarankan bahwa intervensi yang mengatasi kesepian mungkin juga membantu kesejahteraan mental individu yang hidup sendirian.

Proporsi orang yang hidup sendiri telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena penuaan populasi, penurunan tingkat pernikahan dan penurunan kesuburan.

Studi sebelumnya telah menyelidiki hubungan antara hidup sendiri dan gangguan mental, namun temuan mereka masih berfokus pada lansia.

Sementara temuan terbaru ini, menjelaskan bahwa anak muda juga mengalami gangguan mental saat ia hidup sendirian.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN MENTAL atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo