Menuju konten utama
Pendidikan Seni Budaya

Mengenal Simbol Seni Karawitan & Alat Musiknya: Ada Angklung-Kecapi

Berikut ini adalah simbol seni musik karawitan di tiga daerah, yaitu Sunda, Jawa dan Bali beserta contoh alat musiknya.

Mengenal Simbol Seni Karawitan & Alat Musiknya: Ada Angklung-Kecapi
Murid-murid dari berbagai sekolah dasar di Beijing belajar memainkan alat musik tradisional Sunda angklung di Kedutaan Besar RI di Beijing, China, Sabtu (28/9/2019). ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/ama.

tirto.id -

Seni musik tradisional atau musik etnis dari Sunda, Jawa, dan Bali biasa dikenal dengan sebutan Karawitan. Seni Musik merupakan simbolisasi pencitraan dari unsur-unsur musik dengan substansi dasar berupa suara, nada dan notasi.

Notasi sebagai salah satu elemen musik merupakan simbol musik utama yang berupa nada-nada. Melalui notasi kita dapat menunjukkan secara tepat tinggi rendahnya nada, dan nada ditulis dengan simbol.

Notasi sebagai penunjuk tinggi rendahnya nada merupakan simbol utama seni musik. Kemudian, simbol musik ini disebut dengan not.

Raden Machjar Angga Kusumadinata adalah seorang tokoh karawitan Sunda yang menciptakan notasi daminatila pada tahun 1924.

Lalu, notasi tersebut lebih disebarluaskan pada kegiatan pembelajaran seni karawitan di daerah Jawa Barat berawal sekitar tahun 1925.

Sampai sekarang notasi daminatila masih dipergunakan oleh kreator-kreator Sunda dalam mengarsipkan karya

musiknya khususnya untuk seni karawitan baik sekar (vokal) maupun gending (instrumen).

Simbol Seni Musik Karawitan

Menurut ModulSeni Budaya untuk kelas XII (2018: 95), terdapat beberapa simbol musik terkait dengan sistem nada pentatonik (berarti lima nada pokok) yang tumbuh dan berkembang di daerah.

Sementara itu, berikut ini adalah simbol seni musik karawitan di tiga daerah, yaitu Sunda, Jawa dan Bali:

1. Karawitan Sunda

Karawitan Sunda memiliki notasi daminatila, notasi ini memiliki lima nada pokok disimbolkan dengan:

Angka 1 5 4 3 2 1 disebut nada relatif

Huruf T S G P L T disebut nada mutlak (notasi buhun) dibaca da la ti na mi da

- T singkatan dari Tugu adalah lambang nada 1, dibaca da.

- L singkatan dari Loloran adalah lambang nada 2, dibaca mi.

- P singkatan dari Panelu adalah lambang nada 3, dibaca na.

- G singkatan dari Galimer adalah lambang nada 4, dibaca ti.

- S singkatan dari Singgul adalah lambang nada 5, dibaca la.

2. Karawitan Jawa

Notasi yang digunakan untuk gending atau karya musik Jawa adalah nada-nada Kepatihan, yang diciptakan oleh R.M.T. Wreksodiningrat sekitar tahun 1910 di Surakarta.

Notasi ini sering digunakan untuk pembelajaran musik/seni karawitan Jawa yang memakai lambang dengan angka berikut:

Angka 1 2 3 4 5 6 7 = Ji ro lu pat mo nem pi

3. Karawitan Bali

Karawitan Bali memiliki notasi dingdong, notasi ini menggunakan lambang bahasa kawi tepatnya bahasa Jawa kuno, yang pada awalnya hanya berkembang di lingkungan pembelajaran karawitan tembang di Bali.

Sejalan dengan perkembangannya, notasi ding dong telah digunakan untuk menotasikan berbagai jenis gending pada gamelan Bali.

Bentuk notasi tersebut dapat ditransfer pada notasi angka dengan susunan notasi ding dong (nada pokok) yang disimbolkan sebagai berikut.

- ndong simbol musik nada 1, dibaca dong.

- ndeng simbol musik nada 2, dibaca deng.

- ndung simbol musik nada 3, dibaca dung.

- ndang simbol musik nada 4, dibaca dang.

- nding simbol musik nada 5, dibaca ding.

ding dong deng dung dang (notasi Bali)

1 2 3 4 5 (not angka Bali)

Mi fa sol si do (perkiraan/tidak persis sama dengan solmisasi barat)

Contoh Alat Musik Seni Karawitan

Menurut modul Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat, bila dikelompokkan berdasarkan cara memainkan alat musik karawitan antara lain ditiup, digesek, dipetik, dipukul, ditepuk (ditepak), digoyangkan dan sebagainya.

Berikut ini merupakan alat musik yang digunakan pada Karawitan Jawa Barat non Gamelan, di antarnya yaitu:

- Angklung

- Bangsing

- Celernpung

- Dogdog

- Kacapi

- Kendang

- Kohkol

- Lisung

- Rebab Tarawangsa

- Sarawelet

Baca juga artikel terkait SENI BUDAYA atau tulisan lainnya dari Risa Fajar Kusuma

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Maria Ulfa