tirto.id - Agoraphobia merupakan gangguan kecemasan di mana seseorang akan merasa takut, dan menghindari tempat atau situasi yang dianggap dapat membuat panik, terjebak, tidak berdaya, dan malu.
Melansir Anxiety and Depression Association of America, orang yang menderita agoraphobia biasanya adalah orang yang memiliki gejala gangguan kepanikan.
Kecemasan dan kepanikan tersebut disebabkan oleh rasa takut bahwa tidak ada cara mudah untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika kecemasan meningkat.
Kebanyakan orang yang menderita agoraphobia dapat mengembangkan fobia tersebut setelah mengalami satu atau lebih serangan panik.
Hal tersebut menyebabkan mereka khawatir akan mengalami serangan lain dan menghindari tempat-tempat di mana itu mungkin terjadi lagi.
Sementara itu, sebagian kecil orang dengan agorafobia tidak memiliki riwayat serangan panik.
Dalam kasus ini, ketakutan mereka mungkin terkait dengan isu-isu seperti ketakutan akan kejahatan, terorisme, penyakit, atau kecelakaan, seperti ditulis NHS.
Peristiwa traumatis, seperti berkabung, dapat berkontribusi terhadap agorafobia, serta gen tertentu yang diwarisi dari orang tua Anda.
Sering kali, orang yang menderita gangguan ini merasa kesulitan untuk merasa aman di tempat umum terutama di mana banyak orang berkumpul. Bahkan, rasa takut bisa sangat luar biasa sehingga memungkinkan penderita merasa tidak bisa meninggalkan rumah.
Mayo Clinic menulis gejala agoraphobia adalah sebagai berikut:
- Takut meninggalkan rumah sendirian
- Ketakutan saat di kerumunan atau mengantri
- Takut di ruang tertutup, seperti bioskop, lift, atau toko kecil
- Takut di ruang terbuka, seperti tempat parkir, jembatan atau mall
Takut ketika menggunakan transportasi umum, seperti bus, pesawat atau kereta api
Selain itu, ketakutan atau kegelisahan juga bisa merupakan hasil dari paparan situasi tertentu yang tidak sebanding dengan bahaya aktual dari situasi tersebut.
Dilansir Healthline, fobia ini juga dapat menimbulkan gejala fisik termasuk pusing, mual, diare, berkeringat, tersedak, jantung berdebar, hingga gemetar.
Kondisi ini membuat Anda mengalami kesulitan atau masalah yang signifikan dengan situasi sosial, pekerjaan, atau bidang lain dalam hidup Anda karena rasa takut, kecemasan, atau penghindaran, yang dapat berlangsung hingga berbulan-bulan.
Bagaimana cara mengatasinya?
Ada sejumlah perawatan berbeda untuk agoraphobia menurut Healthline. Sementara itu, kombinasi beberapa perawatan kesehatan dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Psikoterapi
Psikoterapi dikenal sebagai terapi bicara. Dengan melakukan ini, akan melibatkan pertemuan dengan terapis atau profesional kesehatan mental lainnya secara teratur.
Ini memberi kesempatan untuk berbicara tentang ketakutan dan masalah apa pun yang berkontribusi terhadap ketakutan tersebut.
Psikoterapi sering dikombinasikan dengan obat-obatan untuk efektivitas yang optimal. Namun, penggunaan obat tersebut biasanya untuk jangka pendek dan dapat dihentikan begitu pasien dapat mengatasi ketakutan dan kecemasan Anda.
2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah bentuk psikoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati orang dengan agorafobia.
Terapi ini dapat membantu dalam memahami perasaan dan pandangan terdistorsi yang terkait dengan agorafobia.
Selain itu, CBT juga dapat mengajarkan pasien bagaimana mengatasi situasi yang penuh tekanan dengan mengganti pikiran yang terdistorsi dengan pikiran sehat, memungkinkan untuk mendapatkan kembali rasa kontrol.
3. Terapi Paparan
Terapi paparan juga dapat membantu untuk mengatasi ketakutan. Dalam jenis terapi ini, Anda dengan lembut dan perlahan terpapar dengan situasi atau tempat yang Anda takuti. Ini mungkin membuat rasa takut Anda berkurang seiring waktu.
4. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat membantu meringankan gejala agorafobia atau serangan panik. Hal tersebut termasuk inhibitor reuptake serotonin selektif seperti paroxetine (Paxil) atau fluoxetine (Prozac), inhibitor reuptake serotonin dan norepinefrin selektif seperti venlafaxine (Effexor) atau duloxetine (Cymbalta), antidepresan trisiklik seperti amitriptyline (Elavil) atau nortriptyline (Pamelor), hingga obat anti-kecemasan seperti alprazolam (Xanax) atau clonazepam (Klonopin).
Akan tetapi, penggunaan obat-obat tersebut diharuskan dengan resep dokter atau ahli terkait.
5. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup tidak harus dilakukan untuk mengatasi agorafobia, tetapi mereka dapat membantu mengurangi kecemasan sehari-hari. Beberapa caranya adalah sebagai berikut:
- Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan produksi bahan kimia otak yang membuat merasa lebih bahagia dan lebih santai
- Makan makanan sehat yang terdiri dari biji-bijian utuh, sayuran, dan protein tanpa lemak sehingga merasa lebih baik secara keseluruhan
- Berlatih meditasi setiap hari atau latihan pernapasan dalam untuk mengurangi kecemasan dan melawan serangan panik.
Selain itu selama perawatan, yang terbaik adalah menghindari mengonsumsi suplemen makanan dan herbal.
Obat alami ini tidak terbukti untuk mengobati kecemasan, dan justru dapat mengganggu efektivitas obat yang diresepkan.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo