tirto.id - Mobilitas sosial adalah proses perpindahan status atau posisi dalam suatu ruang sosial yang dialami oleh individu maupun sekelompok orang.
Mobilitas berasal dari bahas Latin, yaitu mobilis yang memiliki makna dipindah atau banyak bergerak dari suatu tempat menuju tempat lainnya. Sedangkan, kata sosial dalam mobilitas sosial memiliki arti seseorang atau perkumpulan warga pada suatu kelompok sosial.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), mobilitas sosial diartikan dengan perubahan kedudukan warga masyarakat kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lain.
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII oleh Kemendikbud (2017:82), mobilitas sosial dapat diistilahkan sebagai perpindahan posisi (kedudukan) seseorang maupun sekelompok orang dari suatu lapisan dalam masyarakat menuju lapisan yang lainnya.
Paul B. Horton seorang sosiologi kelahiran Australia menyatakan, bahwa mobilitas sosial merupakan suatu gerakan perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Sedangkan menurut sosiologi asal Inggris, Anthony Giddens menyatakan bahwa mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
Mobilitas sosial dapat terjadi dari lapisan yang rendah menuju yang lebih tinggi begitupun sebaliknya. Selain itu perubahan status sosial juga dapat terjadi pada peran yang sama tanpa perubahan kedudukan.
Jenis-jenis Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial memiliki beberapa macam jenisnya berdasarkan perpindahan status dan lapisannya. Dikutip dari laman Rumah Belajar, beberapa jenis-jenis mobilitas sosial sebagai berikut:
1. Mobilitas Horizontal
Mobilitas sosial horizontal merupakan perpindahan status sosial seseorang maupun sekelompok orang pada lapisan sosial yang sama.
Sebagai contoh, Burhan merupakan seorang presenter TV 01 yang pindah kerja ke TV 11 dan menempati posisi yang sama. Perpindahan tempat kerja Burhan, tidak menyebabkan terjadinya perubahan status sosialnya.
2. Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan status sosial seseorang maupun sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.
Perpindahan pada mobilitas sosial vertikal dapat terjadi menjadi dua arah yaitu, mobilitas naik (social climbing) dan mobilitas turun (social sinking).
Sebagai contoh dalam mobilitas vertikal climbing, Jamal seorang karyawan yang diangkat menjadi kepala bidang. Sedangkan, dalam mobiltas sosial sinking dicontohkan dengan adanya seorang pengusaha yang mengalami salah pergaulan seperti judi, sehingga menyebabkan perusahaanya bangkrut.
3. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas sosial antargenerasi terjadi pada dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas antargenerasi terjadi gerakan naik dan turun.
Sebagai contoh kakek dan nenek bekerja sebagai petani, sedangkan anak serta cucunya ada yang menjadi seorang guru dan camat. Sehingga, terjadi kenaikan status dari kakek-nenek menuju anak dan cucunya.
4. Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi merupakan perubahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama dan dapat naik maupun turun.
Sebagai contoh, Yono dan Yoni adalah kakak adik yang bekerja pada instansi yang sama. Yono bekerja sebagai kepala bagian, sedangkan Yoni sebagai karyawan biasa.
5. Mobilitas Geografis
Mobilitas sosial geografis merupakan perubahan status individu maupun kelompok yang disebabkan adanya perpindahan dari satu daerah menuju daerah lainnya seperti transmigrasi dan urbanisasi.
Pada tempat sebelumnya seseorang hanya warga biasa, kemudian menjadi lurah setelah melakukan transmigrasi.
Sebagai contoh, seorang warga biasa bernama Doni dari Kebumen melakukan transmigrasi ke Lampung Selatan. Kemudian, dia terpilih menjadi kepala desa di tempat transmigrasinya.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yandri Daniel Damaledo