tirto.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) berkontribusi menangani pandemi COVID-19 sekaligus melakukan pemulihan ekonomi. Mendagri mengatakan aspek kesehatan dan ekonomi sama pentingnya untuk diselamatkan.
"Jangan hanya bicara soal recovery ekonomi karena pandeminya saja belum selesai," kata Mendagri Tito dalam rilis Kemendagri diterima di Jakarta, Sabtu (27/3/2021).
Oleh karena itu, Tito meminta Apkasi bekerja keras bersama pemerintah pusat menangani pandemi COVID-19 dan dampak sosial ekonominya.
"Pandemi itu tetap ditangani sambil kita terus recovery, itu bukan sesuatu yang gampang karena both must be saved, dua-duanya harus diamankan, kita tidak bisa menafikan salah satu," kata dia.
Tito juga menambahkan pandemi COVID-19 merupakan pandemi terluas yang pernah ada, bahkan melanda hampir seluruh negara di dunia. Tidak hanya itu, pandemi COVID-19 juga menimbulkan efek domino yang perlu ditangani secara serius.
"Ini krisis multidimensi, bukan hanya satu masalah, tidak hanya kesehatan, tetapi efek dominonya banyak sekali. Kesehatan, kemanusiaan, kemudian muncul tekanan ekonomi karena pembatasan kegiatan, dan tekanan keuangan, kemudian masalah sosial," kata dia.
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Munas V Apkasi pada Jumat kemarin mengatakan bahwa penanganan pandemi erat kaitannya dengan pemulihan ekonomi wilayah, keduanya harus berjalan beriringan secara seimbang.
Dengan demikian, baik penanganan isu kesehatan dan pemulihan ekonomi, keduanya harus dapat dicermati dengan baik dalam pelaksanaannya.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia per 26 Maret 2021 bertambah 4.982 orang sehingga total menjadi 1.487.541. Dari data ini, 124.497 merupakan kasus aktif atau pasien dalam perawatan, sembuh 1.322.878 pasien, dan meninggal dunia 40.166 orang.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, hari ini terdapat 71.559 spesimen yang diperiksa. Hasilnya adalah 4.982 orang terkonfirmasi positif COVID-19, sembuh 5.679 pasien, dan 85 orang meninggal dunia. Sementara kasus suspek dilaporkan sebanyak 52.528 orang.
Jumlah tersebut berdasarkan data yang masuk ke pemerintah pusat secara bertahap hingga Jumat siang, baik melalui tes real time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) maupun Tes Cepat Molekuler (TCM).