Menuju konten utama

Mencari Tuhan dalam kesunyian

Suasana berbeda ketika mendekati sekumpulan muslimin itu. Tidak ada suara dari khatib yang menyampaikan dakwahnya.

Mencari Tuhan dalam kesunyian
Jamaah Tr menggunakan alat bantu dengar saat mendengarkan tausiyah di Masjid Jami’ Al Jihad, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/05_1405.jpg
Mulyadi membaca isyarat huruf hijaiyah dan tanda baca, saat menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Jami’ Al Jihad, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/09_1409.jpg
Jamaah Tr merekam video dengan gawai menggunakan bahasa isyarat untuk di upload ke media sosial di Masjid Baiturrahman, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/02_1402.jpg
Ustadz Sodiq (tengah) saat menerjemahkan tausiyah di Masjid Jami’ Al-Jihad ke jamaah tr. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/08_1408.jpg
Jamaah tr saat mengamati video tausiyah menggunakan bahasa isyarat di sosial media. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/06_1406.jpg
Jamaah Tr (kanan) saat bertanya tentang isi tausiyah yang disampaikan Ustaz Sodiq (kiri) di Masjid Baiturrahman, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/07_1407.jpg
Jamaah Tr membaca Al-Quran menggunakan bahasa isyarat Masjid Jami’ Al Jihad, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/11_1410.jpg
Jamaah Tr berbincang saat menunggu waktu berbuka puasa Masjid Baiturrahman, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
2025/06/12/04_1404.jpg
Sejumlah jamaah Tr saat belajar dakwah menggunakan bahasa isyarat di Masjid Baiturrahman, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah

tirto.id - Dari kejauhan tak ada yang berbeda dengan pengajian-pengajian Islam pada umumnya. Dengan mengenakan pakaian baju koko dan peci, puluhan muslimin duduk berdekatan mengelilingi seorang khatib yang menyampaikan khotbah.

Suasana berbeda akan terasa ketika kita mendekati sekumpulan muslimin itu. Tidak ada suara lantang dari khatib yang menyampaikan dakwahnya. Tidak ada pula suara para jamaah yang menimpali maupun bertanya kepada khatib.

Rupanya, khotbah yang disampaikan melalui gerakan tangan seperti penari yaitu bahasa isyarat. Mereka adalah kaum muslimin yang merupakan penyandang tunarungu dan tuna icara. Setiap Jumat sore mereka yang tergabung dalam komunitas Jamaah Tunarungu atau lebih akrab disebut Jamaah tr mengadakan pengajian di masjid-masjid di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Sejak dimulai pada 2019, Jamaah tr secara konsisten menyuarakan dakwah Islami kepada kalangan jamaah tunarungu di Bekasi. Tak hanya mengundang ustaz dari penyandang Tunarungu, mereka juga mengundang ustaz dari kalangan normal. Pesan dari ustaz tamu tersebut akan diterjemahkan ke bahasa isyarat oleh salah satu pengurus komunitas tersebut, yaitu Ustaz Sodiq.

Berharap dakwahnya tidak hanya dirasakan muslimin tunarungu wicara di Bekasi, Ustaz Sodiq pun juga mensyiarkan dakwahnya melalui media sosial. "Pada Ramadhan tahun ini kami juga mulai melakukan siaran langsung video di TikTok agar penyandang tunarungu wicara dari daerah lain juga bisa belajar bersama," kata Ustaz Sodiq.

Selain tausiyah, saat ini para pengajar komunitas Jamaah tr juga membuat video tutorial program ibadah umrah untuk tunarungu mulai dari berangkat hingga berada di Makkah dan Madinah dengan menggunakan bahasa Isyarat.

Seperti oase di tengah padang pasir, pengajian Jamaah tr menjelma menjadi tempat melepas dahaga bagi para muslimin penyandang tunarungu dan wicara di Bekasi dan sekitarnya. Beragam materi tentang Islam dari cara membaca Al Quran dengan bahasa isyarat hingga pelajaran fiqih Islam menjadi santapan rohani yang mereka nanti.

"Setiap Jumat sore sepulang kerja saya selalu sempatkan datang karena pengajian Jamaah tr ini adalah kesempatan yang langka," kata salah satu penyandang tunarungu wicara, Mulyadi.

Saat ini ada 150 penyandang tunarungu yang menjadikan pengajian Jamaah tr sebagai madrasah mereka. "Banyak dari Jamaah tr yang tidak bisa membaca dan menulis karena tidak memiliki biaya untuk mengikuti Pendidikan khusus. Saat ini banyak dari mereka yang sudah mahir membaca Al Quran dan berdakwah menggunakan bahasa isyarat" tutur Ustaz Sodiq.

Dalam sunyi mereka berupaya meresapi dari gema Islami. Satu tujuan yang dicari, kedamaian hati yang hakiki dari Illahi

Foto dan teks : Fakhri Hermansyah

Editor : Wahyu Putro A

Baca juga artikel terkait MASJID atau tulisan lainnya dari Qurrota Ayun

Oleh: Qurrota Ayun