Menuju konten utama
Round Up

Menakar Peta Elektabilitas Capres-Cawapres Jelang Masa Kampanye

Hasil survei bisa menunjukkan fluktuasi elektabilitas capres-cawapres dan dinilai bisa memiliki pengaruh secara psikologis bagi pemilih.

Menakar Peta Elektabilitas Capres-Cawapres Jelang Masa Kampanye
Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua kiri), Capres dan Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto (ketiga kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan), serta Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan) berfoto bersama dengan menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Elektabilitas calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang terekam dari hasil survei, bergerak dinamis satu minggu jelang kampanye. Sesuai jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), masa kampanye baru akan dimulai pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024 mendatang. Dilanjut masa tenang pada 11 Februari hingga 13 Februari 2024, berujung pada pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

Baik pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, saling salip-menyalip menjadi unggulan dalam hasil survei. Hal ini tercermin dari tiga lembaga survei yang telah dirilis baru-baru ini.

Hasil survei terkini Indonesia Political Opinion (IPO) misalnya, capres Prabowo Subianto menjadi paling unggul di angka 37,5 persen, kemudian di posisi kedua diisi oleh Anies Baswedan 32,7 persen dan terakhir Ganjar Pranowo 28,3 persen.

Elektabilitas cawapres pendamping juga sama unggulnya. Di urutan pertama bertengger nama Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh angka 36,2 persen. Di urutan kedua ada nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang memperoleh angka 34,1 persen. Lalu di urutan ketiga ada nama Mahfud MD yang meraih angka 27,1 persen.

Elektabilitas ketiga pasangan capres-cawapres juga diuji coba kepada Generasi Z (Gen Z) dan milenial. Hasilnya, Prabowo Subianto menjadi paling unggul di angka 31,4 persen, Ganjar Pranowo 29,7 persen dan Anies Baswedan 21,7 persen.

Pada posisi cawapres, elektabilitas Muhaimin Iskandar tertinggi dengan angka 3,1 persen. Kemudian diikuti Gibran 1,8 persen persen dan diakhiri dengan elektabilitas Mahfud MD 0,7 persen.

Survei IPO dilaksanakan dalam kurun 10-17 November 2023 dan diikuti oleh 1.400 responden dengan margin of error 2,50 persen.

Sementara jika menilik hasil survei Poltracking Indonesia pada simulasi surat suara tiga nama capres, Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas (41,7 persen), diikuti Ganjar Pranowo (31,0 persen) dan Anies Baswedan (25,7 persen). Tren terbaru elektabilitas tiga capres menunjukkan Prabowo Subianto cenderung mengalami kenaikan.

Tren elektabilitas Ganjar Pranowo cenderung fluktuatif dengan kenaikan pada Juli 2023, lalu mengalami penurunan pada November 2023. Sedangkan Anies Baswedan juga cenderung fluktuatif, mengalami penurunan Juli 2023, lalu mengalami kenaikan sejak deklarasi capres-cawapres pada awal September 2023.

Selanjutnya pada simulasi surat suara tiga nama capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh angka elektabilitas (40,2 persen), diikuti Ganjar Pranowo–Mahfud MD (30,1 persen), dan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (24,4 persen).

Tren elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres dari September ke November 2023, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan (9,5 persen), pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga mengalami kenaikan (6,0 persen), sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengalami penurunan (1,5 persen).

Survei Poltracking Indonesia menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada 28 Oktober – 3 November 2023. Sampel pada survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Bergeser ke hasil survei Populi Center, elektabilitas capres tiga teratas jawaban publik adalah Prabowo Subianto 35,1 persen, Anies Baswedan 18,2 persen, dan Ganjar Pranowo 18,0 persen.

Sedangkan untuk pertanyaan terbuka cawapres tiga teratas jawaban publik adalah Gibran Rakabuming Raka sebesar 25,9 persen hasil ini sangat melonjak jauh dari survei sebelumnya yaitu 1,5 persen.

Posisi berikutnya adalah Mahfud MD 16,3 persen, hasil ini juga melonjak dari 3,6 persen dari survei sebelumnya. Posisi ketiga adalah Muhaimin Iskandar 12,3 persen hasil ini juga melonjak dari 4,7 persen dari survei sebelumnya.

Pada simulasi pasangan capres-cawapres, pasangan dengan tingkat keterpilihan tertinggi adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan 43,1 persen, disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD (23 persen), dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (22,3 persen). Adapun yang belum memutuskan sebesar 10 persen, dan menolak menjawab sebesar 1,6 persen.

Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai bahwa hasil survei dari tiga lembaga tersebut bisa menjadi alat bantu bagi pemilih, terutama untuk mengevaluasi pasangan capres cawapres dari periode ke periode.

“Saya pikir hasil survei itu hanyalah alat bantu bagi pemilih,” ucap dia kepada Tirto, Selasa (21/11/2023).

Kendati begitu, kata Jati, adanya fluktuasi posisi paslon dan juga perbedaan hasil survei itu secara umum memang mempunyai pengaruh secara psikologis bagi pemilih. Namun, selebihnya pemilih akan lebih memandang hal tersebut sebagai bagian dari pemanasan politik jelang Pemilu 2024.

Penetapan nomor urut pasangan Capres dan Cawapres Pemilu 2024

Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kedua kanan) dan Muhaimin Iskandar (kanan), Capres dan Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri), serta Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo (ketiga kiri) dan Mahfud MD (ketiga kanan) berfoto bersama dengan menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bagaimana Reaksi Kubu Pasangan Calon terhadap Hasil Survei?

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Cheryl Anelia Tanzil, mengatakan hasil survei dilakukan sejumlah lembaga menjadi indikator bahwa masyarakat menerima visi misi yang diharapkan oleh pasangan Prabowo-Gibran. Apalagi pasangan nomor urut 2 ini selalu bertengger di posisi atas berbagai lembaga survei Indonesia.

Kami di TKN berterima kasih atas kepercayaan masyarakat. Ini juga menambah semangat kami di TKN,” ucap Cheryl kepada Tirto, Selasa (21/11/2023).

Cheryl sendiri tidak menyangka bahwa ternyata politik yang riang gembira mendapat tempat di hati masyarakat luas. Terbukti politik bisa ditawarkan dengan komunikasi yang positif, bukan dengan saling serang atau cara-cara memecah belah.

Dia menambahkan, meski sejak deklarasi survei Prabowo-Gibran punya tren peningkatan yang konsisten, TKN tetap akan bekerja lebih keras lagi untuk menyosialisasikan visi misi ke seluruh pelosok Nusantara. Sekaligus juga menyerap masukan-masukan dan aspirasi masyarakat atas program-program yang ditawarkan.

Sementara itu, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud MD, Chico Hakim, menilai dinamika survei ini selalu menarik untuk diperbincangkan bahkan diperdebatkan. Sebab, berkaca dari tiga hasil survei terkini, dapat dilihat kecenderungan yang lebih umum tentu antara Ganjar-Mahfud atau Prabowo-Gibran yang berada di posisi 1 dan 2.

“Variabel survei walau penting namun tidak menjadi ukuran utama atau satu-satunya,” jelas dia kepada Tirto, Selasa (21/11/2023).

Terlepas dari hasil survei, pihaknya akan terus melakukan pergerakan ke bawah, ke titik simpul terkecil di masyarakat. Tentu juga mengukur dari sudah berapa rumah warga tersambangi, ketuk pintunya, untuk menyosialisasikan capres-cawapres dengan visi misi dan program yang ditawarkan.

“Sementara ini kami di TPN meyakini bahwa kami sudah dalam track yang sesuai, dan pada masa kampanye nanti ketika kami sudah bisa lepas landas, dan berkampanye secara penuh tentu seiring, elektabilitas akan meroket,” pungkas dia.

Di sisi lain, Co-captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan AMIN, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa hasil survei tersebut masih akan bersifat dinamis karena angka yang belum menentukan sikap memilih masih tinggi. Meski begitu, tetap hasil survei dilakukan sejumlah lembaga menjadi lecutan bagi Timnas AMIN untuk menggerakkan seluruh sel-sel yang ada di tingkat bawah sampai dengan tingkat pusat dan terus bekerja.

“Yang jelas ini bahwa yang kita lakukan sudah on track. Kita akan terus maksimalkan apa Timnas ini dan tim daerah agar terus bekerja untuk kemenangan AMIN,” ucap dia kepada Tirto, Selasa (21/11/2023).

Sementara dari kubu koalisi AMIN, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, menanggapi santai hasil survei elektabilitas yang dikeluarkan lembaga survei jelang masa kampanye. Sebab, sedari awal pihaknya bersikap bahwa hasil-hasil survei adalah kabar atau informasi yang biasa dan bisa terus berubah.

“Survei dilaksanakan di tengah komunitas sosial yang berdinamika. Jadi wajar saja hasilnya juga berdinamika,” kata Willy kepada Tirto, Selasa (21/11/2023).

Dia sendiri mengamini jika hasilnya survei dari IPO pasangan Anies-Cak Imin mendapat satu peringkat lebih tinggi dari Ganjar-Mahfud. Indikator tersebut menunjukkan bahwa kerja-kerja dilakukan tim AMIN baik dan berhasil.

“Jika sebaliknya, maka itu menjadi lecutan agar kami terus fokus dan memperbaiki kerja-kerja kami,” ucap dia.

Dia sendiri mengaku jengah karena survei saat ini sudah menjadi bagian dari propaganda. Namun, pihaknya tetap menghormati semua itu. Sebab, bagaimanapun survei adalah produk dari ilmu pengetahuan. Survei adalah alat untuk memeriksa pandangan dari komunitas sosial tentang sesuatu hal tertentu.

“Namun, sekali lagi kami tidak terlalu fokus apalagi sibuk mengurusi survei karena bagus atau buruk hasilnya kita tetap harus bekerja. Itu yang paling penting,” tegas dia.

Kubu AMIN sendiri, kata Willy, berkeyakinan bahwa pemilu itu sensus, bukan survei. Jadi apapun hasil surveinya tidak pernah jadi masalah bagi pasangan calon nomor urut 1. Terlebih kasusnya tidak sekali dua kali bahwa hasil survei tidak selalu sebangun dengan hasil pemilu.

“Maka yang menjadi fokus kami adalah terus bekerja menggelorakan seruan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar menjadi semakin lebih baik,” tutup dia.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Politik
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri