Menuju konten utama

Mahkamah Spanyol Tangguhkan Sidang Kemerdekaan Catalunya

Mahkamah Spanyol mengancam akan menangkap mereka yang tetap menggelar sidang dan akan menganggap sidang tidak sah.

Mahkamah Spanyol Tangguhkan Sidang Kemerdekaan Catalunya
Demonstran pro-kemerdekaan Catalonia dari Spanyol. FOTO/Reuters

tirto.id - Mahkamah Konstitusi Spanyol mengeluarkan perintah penangguhan sidang yang diminta oleh para pemimpin separatis untuk mendeklarasikan kemerdekaan daerah yang rencananya akan digelar di Parlemen Catalunya.

Hal tersebut diutarakan hakim pada Kamis (5/10/2017), “memerintahkan penangguhan sidang pleno yang dijadwalkan Senin [(9/10/2017) waktu setempat] di parlemen” sementara Mahkamah mendengarkan gugatan politikus oposisi Catalunya, menurut keterangan juru bicara mahkamah. Mahkamah mengonfirmasi keputusan itu dalam putusan tertulis, sebagaimana dilansir dari Antara.

Minggu pekan lalu, Parlemen Catalunya telah memanggil pemimpin pemerintahan otonomi Catalunya Charles Puigdemont untuk berbicara di parlemen terkait dengan referendum kemerdekaan Catalunya.

Mahkamah Konstitusi mengeluarkan peringatan apabila parlemen Catalunya tetap mengadakan sidang, maka sidang tersebut tetap dianggap tidak sah dan para pemimpin terancam dipidanakan jika mengabaikan larangan tersebut.

Jika otoritas Spanyol menangkap mereka karena memperjuangkan kemerdekaan daerah, Puigdemont beserta pejabat lain di Catalunya mengungkapkan tidak takut atas ancaman tersebut.

Dia sebelumnya telah mengatakan bahwa para pemimpin daerah bisa mendeklarasikan kemerdekaan dalam beberapa hari.

Ketegangan semakin meningkat pada Kamis (5/10/2017) setelah Madrid menolak mediasi dalam krisis tersebut.

Pemerintah nasional bisa menangguhkan status otonomi Catalunya kalau mereka mendeklarasikan kemerdekaan.

Sebelumnya, ratusan orang terluka saat pemungutan suara dalam referendum kemerdekaan di Catalunya, Spanyol pada Minggu (1/10/2017). Polisi menembak dengan peluru karet untuk membubarkan kerumunan orang yang ingin memberikan suara hingga mengakibatkan kericuhan

Kementerian Kesehatan Catalan menyebutkan, setidaknya 844 orang terluka yang membutuhkan perawatan medis akibat aksi kepolisian Spanyol dalam referendum Catalunya. Dua korban paling parah dirawat di rumah sakit Barcelona.

Referendum pada hari Minggu merupakan babak baru dari kebuntuan proses-proses politik antara pemerintah pusat dan Catalunya. Otoritas Catalunya sudah lama menginginkan kemerdekaan dari Madrid. Catalunya beranggapan, Madrid berlaku tidak adil dengan mengeruk kekayaan Catalunya serta menolak hak untuk menentukan nasib (self-determination).

Meski demikian, hasil referendum berakhir manis; 90 persen dari 2,26 juta warga yang mencoblos memilih "Ya," alias merdeka.

Baca juga artikel terkait REFERENDUM atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra