tirto.id - Menkopolhukam Mahfud MD membandingkan daerah penyelenggara Pilkada serentak 2020 dengan DKI Jakarta dalam penanganan COVID-19. Zonasi di daerah pilkada telah membaik dibandingkan DKI Jakarta.
"Kan ada zona merah, oranye, kuning. Di 309 daerah pilkada justru zona merah turun dari 45 menjadi 29. Sementara di daerah tanpa pilkada zona merahnya naik. Dari 25 menjadi 33. Di DKI yang tidak ada pilkada justru angka infeksinya tinggi selalu menjadi juara 1 tertinggi penularannya," kata Mahfud saat rapat persiapan kampanye pilkada di Kemendagri, Jumat (2/10/2020).
Per 2 Oktober 2020, DKI Jakarta tertinggi untuk penularan Corona dengan 76.187 kasus dengan 62.009 sembuh dan 1.738 meninggal. Di sisi lain, per Agustus 2020, DKI Jakarta juga memimpin jumlah tes COVID-19 per 1 juta penduduk dengan rasio 3 hingga 227 kali lipat lebih dari provinsi lain di Indonesia yang menandakan pengendalian COVID-19 di DKI Jakarta lebih baik.
Pemerintah hingga saat ini masih bersikukuh untuk melanjutkan pilkada. Mahfud menyebut selama protokol kesehatan dijalankan secara ketat akan terhindar Corona.
"Yang terpenting adalah komitmen pada protokol kesehatan oleh seluruh elemen masyarakat, pemerintah dan lembaga sosial kemasyarakatan," Lanjut Mahfud.
Tingkat kerawanan pilkada saat ini adalah angka penularan Corona di masyarakat, sehingga ketaatan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan penting.
"Meskipun begitu, kami mengucapkan terima kasih pada seluruh lembaga kesmasyarakat seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain yang telah memberi saran agar pilkada mengutamakan kesehatan," kata Mahfud.
Desakan untuk menunda Pilkada 2020 berkaitan dengan keselamatan masyarakat di tengah pandemi. Hingga saat ini saja sudah ada tiga kandidat bupati/wali kota yang meninggal karena Corona.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali