Menuju konten utama

Letusan Kawah Sileri Dieng Akibatkan 12 Korban Luka

Letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng pada Minggu siang menyebabkan 12 orang wisatawan mengalami luka ringan.

Letusan Kawah Sileri Dieng Akibatkan 12 Korban Luka
Suasana di sekitar letusan kawah Sileri di Dieng, Jawa Tengah, Minggu (2/7). FOTO/Istimewa.

tirto.id - Letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng pada Minggu siang menyebabkan 12 orang wisatawan mengalami luka ringan karena jarak 20 meter serta akibat tidak mengikuti rekomendasi untuk tidak mendekati bibir kawah di bawah 100 meter.

Badan Geologi-KESDM sudah menyampaikan rekomendasi sejak April 2017 agar masyarakat atau pengunjung tidak mendekati bibir Kawah Sileri di bawah 100 meter.

Hal ini sudah disosialisasikan kepada pengelola waterboom, camat-camat di sekitar kawah-kawah Gunung Dieng, Bupati Banjarnegara dan BPBD Banjarnegara, demikian rilis Badan Geologi yang diterima Antara, Jakarta, Minggu (2/7/2017) malam.

Sebelum letusan freatik pada Minggu, terjadi letusan freatik pada 30 April 2017 berupa satu kali semburan lumpur dengan ketinggian sekitar 10 meter dengan jarak lontaran hanya lebih kurang satu meter dari bibir kawah dengan ketebalan 1-2mm.

Gempa letusan memiliki amplitudo maksimum 7,2 mm, lama gempa 48,1 detik, menurut Badan Geologi KESDM.

Kemudian terjadi letusan freatik berikutnya pada 24 Mei 2017 yang menyebabkan luapan air lebih kurang 1-2 m dari bibir kawah.

Terakhir pada 2 Juli 2017 pukul 11:54:24 WIB terjadi letusan freatik Kawah Sileri, Gunung Dieng yang mengeluarkan material lumpur dengan jarak lontaran kurang lebih 50 meter ke arah Utara, Selatan dan tempat wisata waterboom.

Terkait aktivitas Kawah Sileri, Badan Geologi selalu mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan.

Selain itu, Badan Geologi meminta masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 (satu) meter karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S.

Terkait dengan aktivitas terkini Gunung Dieng, masyarakat juga diminta agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang belum terkonfirmasi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Banjarnegara, Pemkab Wonosobo serta Pemkab Batang tentang aktivitas Gunung Dieng. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah.

Badan Geologi juga mengimbau bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata kawah disarankan tidak terlalu mendekat. Sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di kawah Sileri, maka masyarakat dan pengunjung diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan, dengan tidak mendekati kawah Sileri pada jarak 100 meter dari bibir kawah.

Adapun upaya mitigasi yang dilakukan dan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut, pertama, melakukan monitoring dan evaluasi kawah-kawah di Gunung Dieng secara terus menerus (selama 24 jam) setiap harinya oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-KESDM.

Kedua, melakukan evakuasi para korban luka ke Puskesmas Batur 1. Ketiga, menutup sementara waktu Kawah Sileri oleh Polres dan Kodim dengan garis polisi. Keempat, BPBD dan Pos pengamatan gunung api Dieng melakukan pengamatan visual dan melakukan pengukuran dari area Kawah Sileri.

Kelima, Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara membuka posko Aju di desa Kepakisan. Keenam, membuat jalur evakuasi khusus yang selama ini tidak ada.

Baca juga artikel terkait DIENG atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri