tirto.id - Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengatakan pihaknya akan mendorong transisi menuju energi hijau agar tidak lagi bergantung pada energi fosil. Hal itu disampaikan Gibran dalam debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
"Kita tidak boleh lagi ketergantungan pada energi fosil. Kita dorong terus energi hijau yang berbasis bahan baku nabati, seperti yang saya katakan tadi bioetanol, biodiesel," kata Gibran.
Gibran mengatakan sekarang sudah terbukti dengan adanya B35 dan B40 sudah mampu menurunkan nilai impor minyak.
"Kita meningkatkan nilai tambah produksi sawit di dalam negeri dan juga lebih ramah lingkungan. Sekali lagi, tantangannya di sini adalah mencari titik keseimbangan atau titik tengah. Kita ingin menggenjot hilirisasi industri, tapi kita juga wajib menjaga kelestarian lingkungan," ucap Gibran.
Gibran mengatakan pihaknya ingin meningkatkan produktivitas petani dan juga sektor maritim. Namun, tetap wajib menjaga keseimbangan alam dalam pelaksanaannya.
"Tentu AMDAL itu wajib analisa lingkungan juga. Wajib juga. Dan jangan sampai ada alih fungsi lahan yang sekiranya merugikan pengusaha lokal, UMKM, atau pun masyarakat adat setempat," tutur Gibran.
Sementara itu, cawapres nomor urut 2, Mahfud MD bertanya, kepada Gibran perihal kebijakan intensif dan disinsentif hijau seperti pajak karbon.
"Bagaimana bapak melakukan ini," tanya Mahfud.
Menambahkan tanggapan Mahfud, cawapres Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin juga menyinggung terkait penundaan implementasi pajak karbon dari tahun 2022 menjadi tahun 2025.
Kemudian, komitmen pemerintah atas transisi energi tidak serius menargetkan energi baru dan terbarukan. Yang semestinya punya target 2025 malah berkurang 25 persen. Justru, kata dia, diturunkan menjadi 17%.
"Apanya yang mau dilanjutkan? Karena itu secara tegas harus dilakukan implementasi pajak karbon. Dilakukan secepat-cepatnya, sekaligus
transisi energi baru terbarukan dijalankan," tanya Cak Imin.
Gibran lantas menjawab perihal masalah insentif. Gibran mencontohkan saat ini sudah berjalan pembangkit listrik tenaga surya yang ada di Cirata. Ia menyebut hal itu merupakan kerja sama dengan PT Masdar dari Uni Emirat Arab.
"Ini kan juga ada insentifnya, Prof, ada pembebasan biaya modal juga, sehingga akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi di bidang transisi energi hijau, transisi menuju energi. Memang tidak murah karena beberapa perusahaan memang belum bisa mencapai ekonomi soft skill, tapi yang jelas adalah komitmen kita pasti akan meningkatkan bauran listrik PLN yang sekarang cuma 20% ini harus ditingkatkan lagi ke depan," tutur Gibran.
Penulis: Tim News
Editor: Tim Editor News