tirto.id - Cuti beberapa hari dari pekerjaan untuk liburan dan berkumpul bersama keluarga dapat membawa banyak manfaat bagi tubuh, jiwa, dan pikiranmu.
Sudah banyak penelitian ilmiah yang membuktikannya, salah satunya diterbitkan oleh Wisconsin Medical Journal (2005).
Menurut riset yang dilakukan terhadap 1.500 perempuan di Wisconsin selama lima tahun tersebut, responden yang berlibur selama dua kali dalam setahun cenderung tidak mudah capek dan depresi dalam menjalani hidup dibandingkan yang tidak liburan.
Nah, sebaliknya, ada juga sebagian orang di luar sana yang saat liburan malah merasa stres dan kelelahan. Akibatnya, sepulang liburan, mereka malah merasa tidak semangat untuk kembali bekerja.
Fenomena ini ternyata lumrah!
Pada 2015, Healthline melakukan survei di AS untuk mengukur kadar stres saat liburan Natal dan tahun baru.
Mayoritas responden—terdiri atas angkatan Baby Boomers (62 persen), Gen X (65 persen), dan Milennial (61 persen)—mengaku stres saat menjalani liburan tersebut.
Kamu mungkin saja terserang stres dan kelelahan saat liburan jika mengalami gejala-gejala berikut: sakit kepala, rasa nyeri di seluruh tubuh, sulit tidur, gangguan pencernaan, lesu, mudah merasa sedih, atau sebaliknya, mudah kesal dan marah.
Menurut National Alliance of Mental Illness (NAMI), kondisi ini termasuk gangguan kesehatan mental jangka pendek. Apabila kamu cuek dan tidak menanganinya dengan baik, hal ini berpotensi menjadi gangguan kecemasan dan depresi klinis.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan, burnout, stres, bahkan depresi ketika menjalani liburan. Salah satunya adalah perubahan yang ekstrem dari rutinitas sehari-hari.
Misalnya, biasanya kamu tidur teratur 7-8 jam. Nah, ketika liburan, kamu jadi sering bergadang—karena terlalu asyik club hopping, berwisata malam, atau binge watching serial dan film.
Asupan makananmu juga kurang terjaga karena kamu cenderung makan sesuka hati dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya. Olahraga menjadi jarang dilakukan, bisa jadi karena kamu terlanjur malas atau malah tidak sempat karena jadwal yang padat.
Perubahan rutinitas yang ekstrem ini dapat memicu stres di tubuhmu karena hilangnya stabilitas dan rasa nyaman yang muncul dari menjalani jadwal harian yang teratur.
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab stres dan kelelahan adalah ekspektasi tinggi untuk membuat liburanmu sempurna.
Ekspektasi yang tidak realistis tentang liburan—keharusan untuk merasa bahagia, rileks, dapat pengalaman seru dan tak terlupakan, segala keharusan lainnya—malah bisa bikin kamu stres sendiri.
Belum lagi jika ekspektasi itu kemudian tidak tercapai. Kadar stresmu malah akan meningkat.
Ekspektasi tinggi juga bisa muncul setelah kamu merencanakan jadwal yang padat. Tujuannya tak lain agar liburanmu jadi maksimal dengan pengalaman terbaik.
Contohnya, saat libur Idulfitri, kamu memutuskan mudik melalui jalur darat. Perjalanan mudik sendiri itu sendiri sebenarnya sudah melelahkan, namun kamu masih berkeinginan membuat kue-kue kering, mendekor rumah, sampai membantu memasak hidangan lebaran.
Ketika Idufitri tiba, kamu juga sibuk bersilaturahmi ke rumah saudara-saudara. Jangan heran kalau kemudian kamu ambruk karena burnout dan terlalu lelah.
Perencanaan yang kurang matang juga dapat membuatmu stres dan kelelahan saat liburan. Bukan berarti kamu harus super detail merencanakan segalanya. Maksudnya, rencanakan hal-hal yang penting dengan matang.
Misalnya, seperti disampaikan Healthline, terkait anggaran liburan, jadwal, akomodasi, dan transportasi. Perhitungan waktu perjalanan yang kurang tepat berpotensi bikin kamu ketinggalan pesawat atau kereta, atau tidak cermat memilih hotel bikin kenyamanan berkurang karena kamu jadi kesulitan beristirahat.
Di balik itu semua, kunci utama untuk liburan yang menyenangkan adalah perencanaan keuangan. Sesederhana karena faktor inilah yang paling berpotensi membuatmu stres. Rencanakan anggaranmu dengan baik dan patuhi rencanamu sendiri, ya!
Hindari memaksakan diri untuk makan malam di restoran mewah atau berbelanja barang-barang mahal dengan alasan, “Mumpung lagi di sini!”
Bukan tidak mungkin, kamu bakal pulang dengan tabungan habis—atau yang lebih buruk, menanggung utang di kartu kredit atau paylater.
Dikutip dari situs Well+Good, Jordan Crofton, Director of Patient Care di pusat wellness The Well berbasis di New York, menjelaskan bahwa kelelahan dan stres saat liburan bisa jadi merupakan hasil akumulasi dari pemicu-pemicu kecil yang membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran.
Oleh karena itu, cara yang efektif untuk mengatasi stres dan kelelahan saat liburan adalah dengan mencari tahu apa pemicu-pemicu tersebut. Kemudian, carilah solusinya agar liburanmu masih dapat dijalani dengan menyenangkan.
Sebagai langkah awal untuk mengatasi stres dan kelelahan saat liburan, Crofton menyarankan agar kamu memprioritaskan tidur dan istirahat yang cukup.
“Tidur yang cukup merupakan langkah awal yang tepat. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa tidur dan imunitas tubuh saling terkait, sehingga tidur yang cukup dapat membantu mencegahmu sakit akibat kelelahan. Hindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur agar tidak mengganggu kualitas dan kuantitas tidur,” ungkap Crofton.
Apabila tidurmu sudah cukup, langkah selanjutnya adalah belajar mengelola stres. Caranya dengan melatih pernapasan, meditasi, atau berolahraga.
Setelah itu, periksa kembali jadwal yang kamu buat selama liburan ini. Apabila terlihat padat dan ambisius, maka kamu dapat mengubahnya jadi lebih longgar dan simpel.
Tak jadi masalah apabila kamu harus menghapus beberapa aktivitas dari jadwal yang sudah direncanakan. Yang utama, kamu punya waktu untuk bersantai dan istirahat.
Hal lain yang bisa kamu lakukan adalah menurunkan ekspektasi dan lebih realistis. Siapa yang tidak mau liburannya berjalan sempurna dan memorable?
Kamu perlu paham, bahwa untuk mewujudkannya, kamu tak perlu mengisinya dengan jadwal yang padat, sibuk berkunjung ke objek wisata terkenal, mencoba berbagai kuliner lokal tanpa henti, atau melakukan aktivitas seperti yang dilakukan influencer dari media sosial.
Ayo ingat kembali, apa tujuanmu berlibur?
Selain untuk mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari, kamu tentu juga ingin liburan dapat membebaskanmu dari belenggu stres dan rasa jenuh—membuat jiwa dan ragamu menjadi lebih rileks dan segar.
Akhirnya, ketika kamu kembali menginjakkan kaki di rumah atau bersiap-siap masuk kantor, kamu akan menjadi lebih berenergi, fokus, dan produktif!
Penulis: Yunita Lianingtyas
Editor: Sekar Kinasih