tirto.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, 87 persen lahan pertanian di Gaza mengalami kerusakan parah dan terus meningkat di sepanjang tahun ini. Kerusakan lahan pertanian di Gaza itu merupakan imbas dari perang yang berkepanjangan.
Informasi tersebut terungkap dalam analisis terbaru yang diterbitkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Pusat Satelit PBB (UNOSAT). Dilaporkan pula, basis pertanian Gaza secara umum telah hancur.
Tak hanya lahan pertanian, kerusakan di Gaza terjadi pula pada rumah kaca, sumur irigasi, serta beberapa infrastruktur pertanian lain yang penting bagi produksi pangan dan mata pencaharian warga Palestina.
Masih menurut laporan PBB, 37 persen lahan pertanian yang rusak saat ini mulai bisa diberdayakan lagi, misalnya untuk ditanami. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas memungkinan perbaikan lahan dilakukan.
Setidaknya ada sekitar 600 hektare lahan yang dapat dimanfaatkan juga dikelola untuk memberikan kesempatan bagi pemulihan produksi pangan dan mata pencaharian penduduk Palestina di Gaza.
PBB berupaya mengambil peran dalam upaya rehabilitasi yang lebih luas. Akan tetapi, permohonan dana darurat untuk sektor pertanian di Gaza pada 2025 –sebesar 75 juta dolar AS atau sekitar Rp1,2 triliun– baru terpenuhi sekira 10 persen.
Perang yang tak kunjung usai memang membuat rakyat Palestina di Gaza mengalami banyak persoalan, salah satu yang paling serius adalah bencana kelaparan. Adanya gencatan senjata setidaknya sedikit membuka bantuan masuk ke Gaza.
PBB dan jaringan kemanusiaan dari seluruh dunia telah mengumpulkan lebih dari 24.000 metrik ton bantuan dari perlintasan Jalur Gaza sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober 2025 lalu.
"Makin banyak orang yang membutuhkan kini juga telah dapat mengakses bantuan ini, yang mencakup makanan, obat-obatan dan pasokan medis, suplemen nutrisi, serta perlengkapan tempat tinggal, berkat dimulainya kembali distribusi dan layanan berbasis komunitas dan rumah tangga," ungkap Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric dalam sebuah taklimat harian, dikutip dari Antara.
"Kami terus menyerukan agar semua titik perlintasan dibuka, dan lebih banyak lagi lembaga serta organisasi PBB diberi izin untuk membawa pasokan bantuan masuk ke Gaza," imbuhnya.
Masuk tirto.id


































