Menuju konten utama

Kronologi Narapidana Kabur dari Lapas Palu karena Gempa 7,4 SR

Para narapidana yang awalnya kondusif mulai panik setelah pagar ambruk dan berlanjut dengan runtuhnya dua blok bangunan lapas.

Kronologi Narapidana Kabur dari Lapas Palu karena Gempa 7,4 SR
Perumnas Balaroa, Palu, rata ditelan lumpur setelah gempa Palu pada 28 September 2018. tirto.id/Arbi Sumandoyo

tirto.id - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami menjelaskan kronologi para narapidana yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Palu, Sulawesi Tengah, akibat gempa 7,4 SR pada Jumat (28/9/2018).

"Awalnya kondusif, para narapidana dikumpulkan di lapangan dan para petugas di tengah lapangan," kata Utami saat konferensi pers di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Utami yang baru kembali Minggu (30/9) malam dari Palu ini menceritakan, para narapidana mulai panik setelah pagar ambruk dan berlanjut dengan runtuhnya dua blok bangunan lapas.

"Tak lama, tiba-tiba air keluar dari dalam tanah. Mereka akhirnya kabur melalui blok yang roboh," kata Utami.

Dia mengungkapkan kaburnya para narapidana ini juga akibat mendengar ambruknya bangunan Hotel Roa-Roa yang berjarak sekitar 50 meter, ini yang membuat mereka panik takut tertimpa bangunan lapas.

Menurut Utami, tidak ada korban jiwa dari tahanan dan narapidana akibat bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala ini.

Ia mengungkapkan sebanyak 1.420 tahanan dan narapidana yang kabur itu di antaranya dari Lapas Palu sebanyak 515 orang (581 narapidana hanya tersisa 66 orang), Rutan Palu sebanyak 410 tahanan (diisi 463 tahanan yang tersisa hanya 53 orang).

Selanjutnya, Lembaga Pemasyarakatan Khusus Perempuan (LPP) Palu sebanyak 72 narapidana (diisi 83 narapidana ditambah tiga bayi, tersisa sembilan orang), Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Palu 24 orang (diisi 29 anak tinggal lima warga binaan) dan Lapas Donggala 342 narapidana kabur semua.

Utami menjelaskan bahwa kaburnya para tahanan dan narapidana ini karena secara naluriah butuh keselamatan jiwa dan juga khawatir keadaan keluarga mereka yang berada di luar lapas.

Saat ini terdapat 15 UPT di wilayah Sulawesi Tengah dan delapan di antaranya terkena dampak gempa. Total penghuni lapas di Sulawesi Tengah saat ini mencapai 3.220, 1.420 di antaranya kabur sehingga tersisa 1.795 narapidana.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra