Menuju konten utama
TPF Masyarakat Sipil

Korban Tragedi Kanjuruhan: Gegar Otak hingga Trauma Berat

Pintu keluar yang tidak layak dan masifnya tembakan gas air mata ke arah suporter menyebabkan banyaknya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan.

Korban Tragedi Kanjuruhan: Gegar Otak hingga Trauma Berat
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

tirto.id - Tim Pencari Fakta (TPF) koalisi masyarakat sipil dalam investigasinya mencatat sejumlah ciri fisik korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Di antaranya adanya memar dan ruam merah di bagian wajah korban.

"Saat proses investigasi, kami bertemu dengan sejumlah saksi, korban dan keluarga korban dengan kondisi ada yang mengalami gegar otak, luka memar bagian muka dan tubuhnya, ruam merah pada muka, hingga trauma yang berat akibat peristiwa kekerasan yang telah terjadi," kata Kepala Divisi Hukum KontraS, Andi Rezaldi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 9 Oktober 2022.

TPF koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari LBH Pos Malang, LBH Surabaya, YLBHI, Lokataru, IM 57+ Institute dan KontraS juga menemukan salah satu penyebab kematian para korban salah satunya adalah korban mengalami kesulitan bernapas.

"Bahwa saat ingin hendak keluar dengan kondisi akses evakuasi yang sempit, terjadi penumpukan di sejumlah pintu yang terkunci. Bahwa di dalam ruangan yang sangat terbatas tersebut, diperparah dengan masifnya penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian dan hal ini berdampak sangat fatal yang mengakibatkan para korban sulit bernapas hingga menimbulkan korban jiwa," kata Andi.

Temuan TPF tersebut memiliki kemiripan dengan hasil investigasi Komnas HAM. Sebelmunya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.

Dari hasil penelusuran tersebut, Komnas HAM menghimpun beberapa informasi di antaranya adalah terkait kondisi jenazah korban. Ia menyebut banyak jenazah korban yang menunjukkan ciri fisik seperti bermata merah, wajah membiru dan mengeluarkan busa.

"Banyak yang mukanya biru. Jadi muka biru ini yang menunjukkan besar kemungkinan karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Ada yang matanya merah dan keluar busa," jelas Anam.

(https://tirto.id/komnas-ham-jenazah-korban-tragedi-kanjuruhan-wajahnya-membiru-gwZS)

Untuk diketahui, bagian kulit yang mengalami memar biasanya meninggalkan bercak gelap, merah, atau kebiruan. Menurut Medical News Today, tampilan tersebut merupakan darah yang terperangkap di bawah kulit. Darah yang terperangkap itu bisa pada akhirnya akan diserap kembali oleh tubuh ketika luka membaik.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Hukum
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky