tirto.id - Anggota Komisi III DPR RI, Rikwanto, mengatakan bahwa aparat yang melakukan pengamanan terhadap massa pada aksi demonstrasi akhir Agustus 2025 lalu sudah sesuai dengan proses hak asasi manusia (HAM).
Menurut pria yang juga kader Partai Golkar, tindakan aparat dalam melakukan pengamanan aksi sudah disesuaikan dengan eskalasi demonstrasi yang pada akhirnya berujung ricuh.
“Sepengetahuan saya, aparat itu melakukan tindakan-tindakan dalam kaitan eskalasi penyampaian pendapat sampai unjuk rasa, sampai anarkis itu, juga sudah melalui proses HAM,” kata Rikwanto di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025).
Rikwanto menyebut, aparat telah melakukan tindakan secara seimbang dan sesuai dengan tindakan massa pada aksi demonstrasi di lapangan.
Tindakan aparat itu akan meningkat secara bertahap seiring dengan dinamika di lapangan. Ia mencontohkan, saat ada aksi penjarahan atau tewasnya sejumlah orang, maka aparat akan menyesuaikan tindakannya.
“Aparat bereaksi dengan reaksi yang seimbang. Keseimbangan ini akan berlanjut terus sampai level yang paling tinggi. Level paling tinggi adalah adanya anarkisme. Adanya sampai penjarahan dan lain-lain. Atau sampai ada korban manusia,” terangnya.
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan itu memastikan bahwa segala tindakan aparat sudah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Ia pun mengatakan bahwa kehadiran aparat di tengah-tengah aksi demonstrasi bertujuan untuk menjaga HAM para massa aksi.
“Sebenarnya tujuan aparat ini bukan untuk apa-apa, justru untuk menjaga HAM-nya yang berunjuk rasa itu, siapapun dia, supaya tidak terjadi apa-apa dengan mereka,” ucap Rikwanto.
Rikwanto menambahkan, aparat melakukan pengamanan aksi sesuai dengan kajian-kajian yang dilakukan di dunia. Menurutnya, negara-negara lain di dunia juga menerapkan hal yang sama dalam mengamankan aksi demonstrasi.
Berdasarkan kajian-kajian itu, ia menegaskan bahwa penggunaan gas air mata atau meriam air merupakan cara yang paling tepat ketika menghadapi eskalasi massa di lapangan.
“Penanganan yang paling dianggap pas untuk menangani unjuk rasa, seperti [penggunaan] gas air mata dan water cannon. Itu sudah melalui konvensi, sudah melalui telaahan-telaahan, kajian-kajian yang mendalam, yang paling pas,” tuturnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































