Menuju konten utama

Kobe Bryant vs LeBron James: Persaingan dan Persahabatan Itu

Hubungan Bryant dengan James bukan sekadar rival, tapi juga sahabat, tokoh idola, fans, dan mentor.

Kobe Bryant vs LeBron James: Persaingan dan Persahabatan Itu
Kobe Bryant dari Los Angeles Lakers, dan LeBron James dari Cleveland Cavaliers menunggu permainan dilanjutkan kembali selama paruh pertama pertandingan basket NBA di Los Angeles. AP / Danny Moloshok

tirto.id - LeBron James mencetak 29 poin ketika Los Angeles Lakers dikalahkan Philadelphia 76ers dalam laga NBA yang digelar pada Sabtu (25/1/2020) waktu setempat. Kendati demikian, torehan tersebut sukses menjadikan LeBron sebagai pencetak angka terbanyak ketiga sepanjang sejarah NBA dengan jumlah 33.655 poin, sekaligus melewati rekor 33.643 poin milik Kobe Bryant.

Mengetahui rekornya dilewati, Bryant, sosok yang juga dikenal berteman akrab dengan LeBron, segera mengucapkan selamat melalui akun Twitter pribadinya, @KobeBryant. Ia menulis: “Terus melangkah maju dalam pertandingan @KingJames. Salam hormat, saudaraku #33644”.

Namun, siapa sangka jika selang satu hari usai momen bersejarah tersebut, justru hadir kepedihan yang amat menyayat bagi seluruh penggemar basket di manapun?

Pada hari Minggu (26/01/2020), situsweb TMZ mengabarkan melalui Twitter: Kobe Bean Bryant, bersama putri kesayangannya yang berusia 13 tahun, Gianna Bryant, tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter di Calabasas, California. Selama sekian jam kabar tersebut sempat dianggap simpang siur, sebelum akhirnya dipastikan kebenarannya.

Selain Bryant dan Gianna, ada tujuh orang lain yang turut menjadi korban, beberapa di antaranya adalah keluarga: John Altobelli (pelatih kepala Orange Coast College Pirates) beserta keluarga, Keri dan Alyssa Altobelli, Sarah dan Payton Chester (pemain dalam tim basket yang dilatih Bryant), Christina Mauser (asisten pelatih Kobe di tim basket yang dilatihnya), serta sang pilot, Ara Zobayan.

Kabar tewasnya Bryant tentu saja membuat James dilanda kesedihan hebat. Terlebih ia mengaku sempat berbicara dengan mendiang sebelum kembali ke Los Angeles karena Lakers akan berhadapan dengan rival sekotanya, Los Angeles Clippers. Pertandingan yang harusnya berlangsung hari Selasa (28/1/2020) itu pun akhirnya ditunda karena kedua tim tidak dalam kondisi siap untuk bertanding, terutama James.

Dalam video yang dilansir CNN, tampak James menangis dan memeluk banyak orang usai pesawat yang ditumpangi tim Lakers mendarat di Los Angeles. Butuh dua hari bagi James untuk mengucapkan belasungkawa kepada publik terkait kematian sang sahabat. Melalui akun Instagram @KingJames, James menulis:

“Aku baru mendengar suaramu Minggu pagi sebelum aku pergi dari Philly ke LA. Tidak pernah terpikir sama sekali itu akan menjadi perbincangan terakhir kita.[…] Hatiku akan bersama Vanessa dan anak-anakmu. Aku berjanji akan meneruskan warisanmu.”

Rivalitas dan Persahabatan

Bryant punya julukan yang ia sematkan sendiri: "Black Mamba", seekor ular beracun yang terkenal karena kecepatan dan gerakannya yang agresif nan mematikan.

Dalam wawancaranya dengan Ben McGrath dari The New Yorker pada 2014 lalu, Bryant menjelaskan bahwa julukan tersebut merupakan alter egonya yang terinspirasi dari film "Kill Bill" garapan Quentin Tarantino. Namun, lebih dari itu, "Black Mamba" juga digunakan Bryant untuk meminimalisir kesan buruk terkait skandal seksualnya pada 2003 silam.

"Nama [Kobe Bryant] hanya membangkitkan emosi negatif. Saya bilang, 'Jika saya membuat alter ego ini, kini ketika saya bermain, [Black Mamba] itu yang akan kalian ucapkan, jadi itu kemudian bisa memisahkan hal pribadi, kan?.'"

Adapun LeBron James mendapat julukan "King James" selayaknya nama Raja Skotlandia di abad 16. Tak ada sumber resmi yang dapat dirujuk dari mana dan sejak kapan julukan tersebut disematkan kepada James. Sebuah akun dalam suatu forum Reddit sempat memberi kesaksian bahwa julukan "King James" merupakan "pemberian" berbagai media. Sementara julukan James lainnya, "Chosen One", pertama kali dibuat oleh Sports Illustrated

Terlepas dari kepastiannya, "King James" terasa pas untuk James karena ketika julukan tersebut mulai populer, ia tengah memimpin tim Cleveland Cavaliers di NBA. Dalam sejarah dunia, Cavaliers merupakan sebutan untuk pendukung setia Raja Charles I.

Baik Bryant dan James terpaut usia enam tahun. Meski berposisi lebih senior, Bryant tidak mengendurkan sikapnya yang memang sangat kompetitif. Bryant memang dikenal sebagai pribadi demikian. Terkait sikapnya tersebut, Tyronn Lue, mantan rekan setim Bryant di Lakers yang kini berprofesi sebagai asisten pelatih di Clippers, memberi kesaksian.

Suatu hari dalam sesi latihan, Lue pernah menggagalkan satu lay-up Bryant. Akibatnya: Bryant jadi tampil beringas bahkan sempat mengajak Lue berkelahi, sebelum berakhir dengan tantangan bertanding basket satu lawan satu. Semenjak kejadian itu, setiap latihan Bryant memilih untuk selalu menjaga Lue.

Ketika James baru menjejakkan kaki di NBA pada tahun 2003, Bryant pun sudah menabuh genderang rivalitas dengannya. James adalah bintang basket SMA yang digadang-gadang punya masa depan cerah di NBA. Barangkali tahu James adalah "ancaman" karena mengawali karier persis dengannya, Bryant tiba-tiba mengumumkan rencana untuk menjadi status bebas agen pada musim 2003-2004.

Pengumuman itu, diperkirakan sebagian orang dan termasuk Lue, adalah usaha merebut perhatian publik semata. Kepada Daily News, Lue mengatakan:“Dia tidak akan memberi celah kepada James dan memberikannya alasan untuk masuk dan mencoba mengambil tempatnya.”

Setelah Michael Jordan pensiun di tahun 1998, memang tidak ada pemain yang memiliki kedigdayaan sebesar Bryant di NBA. Tracy McGrady alias T-Mac, sosok yang juga bersahabat dengan Bryant--dalam wawancaranya dengan ESPN beberapa hari lalu ia bahkan menyebut Bryant seperti "brother from another mother"--sempat mencuat. Namun, persaingan keduanya tak cukup lama karena McGrady terbentur dengan masalah cedera.

Maka, seiring perjalanan waktu, hanya James-lah yang paling cocok menjadi rival Bryant.

Pertama kali keduanya berada dalam tim yang sama adalah sebagai anggota tim nasional basket Amerika Serikat pada kejuaraan Amerika 2007 serta Olimpiade tahun 2008 dan 2012. Kesan Bryant terhadap James dicatatnya pada buku The Mamba Mentality (2018).

Pada salah satu laga, Bryant sempat mengamuk kepada rekan-rekannya karena penampilan AS sangat buruk. Di babak kedua, entah terlecut akibat amukan Bryant atau tidak, James mendadak tampil sangat dominan. Bryant mengatakan performa James saat itu tak pernah berubah sampai sekarang.

“Kupikir kekuatan paling hebat dari James adalah kemampuannya untuk berkomunikasi dengan orang lain dan menanamkan kepercayaan diri pada mereka,” tegas Bryant. “Ada rasa hormat yang sama antara kami berdua.”

Kendati demikian, pujian itu tak menghalangi keduanya bersaing di lapangan. Bahkan ketika bertanding di laga yang seharusnya ditujukan untuk sekadar pemanis kejuaraan.

Pada pertandingan All-Star Game 2012, misalnya, Bryant menjaga ketat James meski waktu tinggal menyisakan 16,3 detik. Setelah James memilih tidak menembak dan mengoper bola, tampak dalam kamera Bryant tengah melontarkan trash-talk kepadanya. Dalam wawancara radio dengan ESPN, Bryant mengindikasikan hal tersebut.

“Aku hanya memanas-manasi dia. Biasa saja. Aku kenal James sejak lama dan dia benar-benar teman baikku. Itu hanya kelakar biasa.”

Kejadian sama berulang pada All-Star Game tahun 2013, James dan Bryant tampil sangat serius. Bahkan Bryant benar-benar mengunci pergerakan James dalam pertandingan itu. Di kuarter keempat, James dibuatnya hanya sukses menembak empat kali, itu pun tak ada yang masuk ke dalam keranjang.

Kali ini, James yang memberi kesaksian. “Dia memang seperti itu [selalu serius]. Kami hanya dua orang yang senang berkompetisi, sangat senang untuk itu.” ujarnya seperti dilansir USAToday.

Terlepas dari kompetisi ketat di antara keduanya, secara pribadi Bryant tak ambil pusing siapa yang lebih hebat di antara mereka. Maka ketika ditanya siapa pemain paling hebat di NBA, dengan mengecualikan dirinya, tanpa ragu Bryant menjawab: LeBron James.

Lalu ketika ia juga ditanya, “Saat membuat tim, siapa yang pertama kali akan diajak bergabung?”, lagi-lagi Bryant menjawab mantap: LeBron James.

Ketika James pindah ke Lakers sejak Juli 2018, Bryant mengaku tidak mempengaruhi karibnya tersebut. Hanya saja, ia mendukung penuh jika mantan timnya itu merekrut James. Bahkan Bryant juga sempat memberi saran kepada Jeanie Buss, pemilik Lakers.

“Kamu harus membenahi manajemen tim. Kamu harus memastikan semuanya bersih, ada fokus untuk maju ke depan, tidak berantakan seperti tahun-tahun sebelumnya,” ucap Bryant. “Dan dia melakukan itu.”

Penyiar ESPN, Rachel Nichols, sempat bertanya apakah Bryant akan terganggu jika James lebih sukses darinya di Lakers, mengingat sang legenda merupakan orang yang kompetitif. Bryant jelas tidak berpikir demikian. Ia justru berharap James dapat membawa Lakers menjadi juara lebih banyak lagi. Sebagai bagian besar dari keluarga Lakers, Bryant juga berjanji akan selalu membantu James.

“Apapun yang dia butuhkan, aku akan selalu ada,” ucap Bryant.

Bukan Sekadar Saingan

Publik boleh membandingkan mana yang lebih hebat antara James dengan Bryant, tapi sebelum menjadi rival, Bryant adalah tokoh idola James. Di dinding kamar sewaktu James hanya bocah dekil dari Akron yang masih bermimpi menjadi atlet miliarder, poster bergambar Bryant terpampang.

“Aku ingin seperti dirinya,” kata James.

Pada 2002, James juga mendapat sepasang sepatu dari Bryant. Dilansir The Fumble, James merasa momen itu adalah salah satu yang “paling membahagiakan” dalam hidupnya. Satu hari setelahnya, dia langsung memakai pemberian Bryant untuk bertanding melawan Carmelo Anthony, sosok yang juga kelak menjadi bintang NBA.

Dalam sebuah wawancaranya, James menyebut Michael Jordan adalah inspirasinya bermain basket. Namun, baginya, Jordan adalah sosok yang tak tergapai. “Kukira Jordan berasal dari dunia lain,” ujar James.

Bryant berbeda. James mempunyai harapan untuk menjadi sepertinya. Apalagi ketika James bergabung dengan NBA, Bryant masih aktif bermain di sana. Bryant telah meningkatkan kemampuan James bermain basket, terutama menjadi seorang yang kompetitif.

Infografik Kobe Bryant dan LeBron James

Infografik Kobe Bryant dan LeBron James. tirto.id/Quita

Ingatan James kembali ke tahun 2008 ketika mengenang momen bersama Bryant: laga final antara AS dengan Spanyol dalam perhelatan Olimpiade Beijing. Bryant harus berhadapan dengan Pau Gasol, salah satu atlet Spanyol yang juga teman satu timnya di Lakers.

Permainan belum berjalan genap dua menit, Bryant langsung menabrak dada Gasol dan mendapat pelanggaran. Bryant tak menoleh sedikitpun pada Gasol dan melewatinya begitu saja. Bagi tim AS, Gasol merupakan momok berbahaya bagi Amerika. Dalam dua menit, dia sudah mencetak lima angka dan memang sudah semestinya harus dilumpuhkan.

Momen tersebut yang membuat James makin kagum dengan kehausan Bryant akan kemenangan. Tidak ada simpati, sekalipun kepada rekan setim. Yang menjadi target hanyalah menang, menang, dan menang.

“Dia benar-benar melupakan bahwa Gasol adalah teman satu timnya. Seakan tiga minggu lagi [setelah Olimpiade] mereka tidak akan bertemu di Los Angeles. Sumpah. Itu gila!” tutur James dilansir The Guardian.

13 tahun lamanya James merasakan kompetisi ketat dengan Bryant. Bagaimana mereka saling menjaga dan menempel, mencetak poin hingga melakukan pelanggaran. Namun, justru hal-hal semacam itulah yang membuat James terus bertambah kuat hingga akhirnya melampaui pencapaian rekor poin Bryant dan meneruskan warisannya di Lakers.

“Setiap hari di saat aku malas berolahraga, atau di hari aku merasa tidak kuat lagi, aku selalu berpikir tentang Bryant, aku tahu dia semakin berkembang. Dan aku berpikir, kalau aku bolos sehari, maka Bryant akan mendapat keuntungan dari itu. Aku tidak boleh libur, tidak boleh,” kenang James dilansir SCMP.

Ketika Bryant memutuskan pensiun di tahun 2016, James mengaku “tidak terima”. Baginya adalah aneh menjalani laga di NBA tanpa Bryant memakai seragam Lakers. Kini, Bryant bukan lagi tak memakai seragam, tapi dia, bersama Gigi anak kesayangannya, benar-benar telah tiada.

Dapat dibayangkan betapa pedihnya James mendapat kabar tersebut. Tapi, James tahu, sebaik-baiknya kesedihan adalah kerelaan. Seperti petikan kalimat duka yang ia tulis di akun Instagram pribadinya:

“Aku berjanji akan terus menjaga warisanmu! Sampai kita bertemu lagi, saudaraku!”

Baca juga artikel terkait NBA atau tulisan lainnya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Felix Nathaniel
Editor: Eddward S Kennedy