tirto.id - Komite Nasional Disabilitas (KND) menilai Sekolah Rakyat dapat menjadi harapan baru bagi penyandang disabilitas.
KND telah melakukan kunjungan dan pertemuan dengan kelompok penyandang disabilitas di beberapa titik Sekolah Rakyat (SR). Mereka menemukan penguatan pemberdayaan penyandang disabilitas dan prinsip inklusivitas yang ditekankan dalam program ini.
“Sebagai kelompok rentan, penyandang disabilitas dan keluarganya banyak yang masuk dalam kategori miskin ekstrem. SR ini sangat membuka harapan mereka," ujar Wakil Ketua KND Deka Kurniawan saat audiensi bersama Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Menurut dia, program Sekolah Rakyat bukan hanya untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi juga untuk menumbuhkan harapan kelompok rentan. Sebab, mereka belum sepenuhnya mendapatkan akses pendidikan yang layak selama ini.
KND juga melakukan asesmen modalitas dengan berkunjung ke sentra-sentra yang akan menjadi lokasi Sekolah Rakyat. Mereka turut melakukan pemantauan dan evaluasi guna mendukung program ini.
“Selain memberikan dukungan, kami juga, sebagai mitra sesama lembaga negara, punya kewajiban untuk memberikan support dalam hal-hal yang perlu dikuatkan. Sejak April sampai Juni kemarin, kami melakukan asesmen modalitas, berkunjung ke sentra-sentra, ke tempat-tempat di mana Sekolah Rakyat akan diselenggarakan. Kami menjalankan tugas sesuai undang-undang, yakni pemantauan, evaluasi,” ujar Deka.
Komisioner KND, Kikin Tarigan, yang turut hadir dalam audiensi tersebut, menyampaikan, sarana dan prasarana inklusif sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program ini. Meskipun tidak dikhususkan bagi difabel, tetapi penerapan ini dinilai memberikan gambaran inklusivitas bagi masyarakat.
“Sarana dan prasarana yang inklusif sangat diperlukan untuk Sekolah Rakyat. Meskipun nantinya sekolah ini tidak hanya diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, tetapi paling tidak sejak awal masyarakat sudah mendapat gambaran yang jelas mengenai tujuan inklusivitas ini,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menilai pentingnya mengakomodir para siswa penyandang disabilitas yang berada pada Desil 2. Salah satu upayanya melalui pembekalan bagi para pendamping dan guru tentang perspektif inklusif terhadap disabilitas secara eksplisit pada awal pembekalan.
Merespons hal tersebut, Gus Ipul menyatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) menyasar pemberdayaan. Oleh sebab itu, pemanfaatan sentra sebagai lokasi program pun dinilai sebagai langkah awal pemberdayaan.
“Misi Kemensos ini kan untuk memberdayakan. Kita tidak membangun gedungnya dari awal, tetapi memfasilitasi ruangan atau gedung itu menjadi sesuatu (pemberdayaan),” kata Gus Ipul.
Dirinya juga meminta agar disiapkan program pemberdayaan yang secara khusus ditujukan untuk penyandang disabilitas yang dirancang dan dikoordinasikan bersama KND. Pasalnya, Kemensos selalu mendukung peran KND dalam pemberdayaan kelompok disabilitas serta selaras dengan berbagai program sosial pemerintah.
“Saya terbuka untuk semua saran. Tolong dampingi terus proses ini dan teknisnya bisa disesuaikan. Kemudian yang kedua, mohon dibuatkan program pendampingan dan pengawalan Sekolah Rakyat, ditambah dengan aspek pemberdayaan, supaya kita lebih siap ke depannya,” tutup Gus Ipul.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis
Masuk tirto.id






































