tirto.id - Pelaksana Tugas Juru Bicar Bidang Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri meminta masyarakat tidak mengukur kinerja KPK hanya dari aspek penindakan dan jumlah tangkapan.
Menurut Ali, masyarakat juga harus melihat keberhasilan KPK pada aspek pencegahan dan pendidikan antikorupsi.
"Keberhasilan pemberantasan korupsi juga penting diukur, dari seberapa mampu kita menutup titik-titik rawan korupsi dan seberapa bisa kita menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan korupsi," ujar Ali Fikri dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).
Pernyataan tersebut merespons hasil survei Litbang Kompas 2022. Sebanyak 506 responden dari 34 provinsi Indonesia menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja KPK.
Berbagai alasan memicunya, sebanyak 34,3 persen responden menilai karena kinerja Dewan Pengawas KPK tidak maksimal; 26,7 persen menyebutkan KPK minim tangkap tangan; 18,7 persen terlalu banyak kontroversi; 11,1 persen citra pimpinan KPK; 5,2 persen tidak transparan; 0,4 persen tidak independen; dan 0,3 persen soal asesmen pegawai negeri sipil para pegawai KPK.
KPK mengapresiasi positif hasil survei tersebut. Penilaian ini akan menjadi masukan perbaikan KPK, kata Ali.
Meski kinerjanya dianggap menurun. KPK melalui Survei Penilaian Integritas (SPI) mendaku telah mengalami kemajuan dalam kerja-kerja pemberantasan korupsi.
"Dari pengukuran yang melibatkan 250ribu responden lebih tersebut, menghasilkan skor indeks integritas sebesar 72,4 atau lebih tinggi dari target nasional berdasar RPJMN yakni sebesar 70," tukas Ali.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Bayu Septianto