Menuju konten utama
Khutbah Gerhana Matahari

Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023: Tanda Kebesaran Allah Swt.

Berikut contoh teks khutbah gerhana matahari 2023 yang bisa dijadikan referensi, bahwa itu merupakan tanda kebesaran Allah Swt.

Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023: Tanda Kebesaran Allah Swt.
Ilustrasi Khutbah Jumat. foto/istockphoto

tirto.id - Khutbah sholat gerhana matahari 2023 yang jatuh pada tanggal 20 April ini akan membahas tentang kebesaran Allah. Salah satunya melalui fenomena alam berupa gerhana.

Berikut contoh teks khotbah gerhana matahari yang bisa dijadikan referensi.

Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023: Tanda Kebesaran Allah

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْــمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْنِ، اَلَّذِي أَرْسَلَ آيَاتِهِ عِبْرَةً لِلْمُعْتَبِرِيْن أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِينَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الْــمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَــــمِيْنَ, اللَّهُمَّ صلِّى وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ

يَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ , فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.

(Alhamdu lillahi almaliki alhaqqi almubin, alladzii arsala ayatihi 'ibran lil mutakabbirin. Asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la sharika lahu, ilahu al-awwalin wal-akhirin. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluhu almab'uthu rahmatan lil'alamin. Allahumma salli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin sayyid al-mursalin wa 'ala alihi wa ashabihi wa alttabi'in lahum bi-ihsanin ila yaumi al-din. Amma ba'du.

Ya 'ibad Allahi ushikum wa nafsi bi-taqwallahi faqad fazal muttaqun, faittaqu Allah ma istamta'tum wasma'u wa atiu wa anfiquu khairan li-anfusikum, wa man yuqa shuhha nafsihi fa'ulaika humu almuflihun.)

Puji syukur hanya bagi Allah, Raja yang hak dan nyata, yang telah mengirimkan ayat-ayat-Nya sebagai peringatan bagi orang-orang yang berpikir. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Tuhan yang pertama dan terakhir. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, rahmat bagi seluruh alam. Ya Allah, berikanlah selawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.

Hai para hamba Allah, saya menasihati jemaah sekalian dan diri saya sendiri untuk bertakwa kepada Allah, karena orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang berhasil. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah sejauh yang kalian mampu, dengarkanlah dan patuhi perintah-Nya, dan infakkanlah harta yang baik untuk diri kalian sendiri. Dan barangsiapa yang dapat menundukkan keserakahan dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Jemaah salat gerhana matahari yang semoga dirahmati Allah,

Kita telah melihat fenomena alam berupa gerhana matahari pada hari ini sebagai tanda kebesaran Allah Swt. Pada zaman dulu, masyarakat sering menggambarkan gerhana matahari sebagai peristiwa ditelannya bulan. Bahkan, tidak jarang yang menganggapnya sebagai tanda bencana bagi petani dan peternak.

Anggapan tersebut jelas tidak benar. Gerhana adalah salah satu bukti kemahakuasaan Allah Swt.

Melalui surah Fushilat ayat 37, Allah Swt. berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: "Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan [pula] pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya." (QS Fushilat [41]: 37).

Jemaah salat gerhana matahari yang berbahagia,

Semua peristiwa alam yang terjadi merupakan bukti kekuasaan Allah Swt. Tidak hanya apa yang terjadi di bumi, melainkan juga di langit.

Dalam surah Yasin ayat 40, Allah Swt. berfirman:

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya [orbit]."

Gerhana terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus. Ketika bulan menutupi cahaya matahari untuk sampai ke bumi, itu disebut peristiwa gerhana matahari. Sementara itu, saat bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan, peristiwa itu disebut gerhana bulan.

Hal ini tidak hanya dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an, tetapi juga telah dibuktikan oleh sains. Allah menciptakan bulan sebagai cahaya sedangkan matahari merupakan sumber cahaya.

Allah Swt., dengan sifat mahapencipta-Nya, juga telah mengatur sedemikian rupa peredaran masing-masing. Itu semua diciptakan dengan sangat baik, dan merupakan tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir.

Dalam surah Ali Imran ayat 190 sd 191, Allah Swt. berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'"

Jemaah salat gerhana matahari yang insyaallah selalu dirahmati Allah,

Marilah kita tinggalkan anggapan lama, mitos zaman dulu, serta ketidaktahuan tentang gerhana matahari. Saat peristiwa itu terjadi, kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan amalan dan memohon ampun kepada Allah Swt.

Dalam riwayat Imam al-Bukhari, Nabi Muhammad saw. bersabda:

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah."

Salat sunah yang dikerjakan saat terjadi gerhana matahari disebut salat kusuf. Ibrahim al-Baijuri, dalam Hasyiyah al-Baijuri Hasyiyatus, menjelaskan bahwa salat sunah ini pertama kali diperintahkan pada tahun kedua hijriah.

"Shalat gerhana matahari disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, sedangkan shalat gerhana bulan menurut pendapat yang kuat [rajih] pada tahun kelima hijriyah bulan Jumadal Akhirah." (Lihat Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah al-Baijuri, Hasyiyatus Syeikh Ibrahim al-Baijuri, juz I, halaman 434).

Menurut para ulama salat gerhana matahari dan bulan hukumnya sunah muakkadah. Bahkan, dalam Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab, Imam Nawawi mengatakan bahwa salat ini lebih utama dibanding salat istisqa', salat minta hujan.

"Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya." (lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VI, halaman 106).

Jemaah salat gerhana matahari yang semoga dimuliakan Allah Swt.,

Nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada umatnya agar menunjukkan rasa takutnya kepada Allah Swt. ketika gerhana terjadi. Sebab, peristiwa itu mengingatkan kita akan tanda kiamat.

Pada zaman kenabian, Rasulullah saw. diperlihatkan oleh Allah Swt. seisi neraka. Itu terjadi ketika beliau sujud dalam ibadah salat kusuf.

Dijelaskan dalam Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab bahwa Rasulullah saw. meniup tanah saat sujud salat kusuf. Lalu, beliau menangis pada rakaat kedua, juga ketika sujud.

Setelah salat, beliau bersabda: "Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, neraka diperlihatkan kepadaku hingga aku [ingin] memadamkannya karena khawatir menimpa kalian."

Dalam hadis yang lain beliau bersabda: "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).

Maka dari itu, hadirin yang berbahagia, marilah kita mengamalkan apa yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad saw.

Apalagi, kita sudah menginjak hari-hari terakhir ibadah Ramadan. Marilah kita manfaatkan waktu kemuliaan ini untuk beribadah kepada Allah, khususnya di hari terjadinya gerhana matahari ini.

Dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, Nabi saw. bersabda:

"Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian." (HR Bukhari-Muslim).

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Muhammad Fadli Nasrudin Alkof

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
Penulis: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
Editor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof