Menuju konten utama

Keutamaan Surah Al-Kautsar: Tulisan Latin Beserta Arti & Maknanya

Surah Al Kautsar memberikan perenungan kepada manusia untuk menyukuri berbagai kenikmatan Allah yang melimpah dan tidak ingkar dengan perintah Allah.

Keutamaan Surah Al-Kautsar: Tulisan Latin Beserta Arti & Maknanya
Perwakilan pesantren Al Huda membaca Alquran usai menerima bantuan di Masjid Baiturrahim, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (24/5/2019). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.

tirto.id - Surah Al Kautsar adalah surat pendek berisi tiga ayatyang diturunkan di Kota Mekah (Makiyah). Surah ini menjadi surah ke 108 di dalam Al Quran. Al Kautsar memiliki makna Kebaikan yang Berlimpah.

Ayat-ayat dalam surah Al Kautsar mengingatkan kepada manusia terhadap kebaikan Allah dalam memberikan nikmat kepada makhluknya. Oleh sebab itu, Allah meminta kepada manusia untuk senantiasa bersyukur. Caranya, yaitu manusia diperintahkan untuk mendirikan shalat dan melakukan qurban.

Berikut isi dari surah Al Kautsar meliputi tulisan arab, tulisan latin, dan artinya:

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

innā a’ṭainākal-kautsar

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

fa shalli lirabbika wan-ḥar

2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

inna syāni`aka huwal-abtar

3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

Dalam surah tersebut, makna cukup dalam juga ditunjukkan pada ayat ketiga. Semua kenikmatan Allah yang melimpah ruah tidak akan diberikan pada orang-orang yang membenci. Pembenci ini ditujukan untuk orang-orang yang memci Rasulullah Muhammad shallallahu 'aliahi wassalam.

Kebencian tersebut lantas menghalangi para pembenci untuk mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Muhammad. Dengan demikian, pembenci tidak mau untuk mengingat Allah sehingga pada akhirnya dirinya menjadi pribadi yang merugi di akhirat.

Kebencian kepada Rasulullah menjadi seseorang tertutup hatinya untuk menjalankan amalan-amalan shalih. Sebab, semua ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad akan diremehkan. Dia pun menjadi terhalang untuk beriman kepada Allah melalui kabar gembira dan peringatan yang didakwahkan Rasulullah.

Sebaliknya, orang-orang yang beriman akan mendapatkan luasnya kenikmatan Allah. Ayat pertama dalam surah Al Kautsar menunjukkan penegasan bahwa kenikmatan atau karunia dari Allah dalam bentuk utuh dan diberikan secara berkesinambungan. Melansir laman Kemenag Kalsel, nikmat Allah diberikan secara tidak terhingga dari semenjak manusia bangun, sehingga semua itu perlu direnungkan.

Melansir laman Suara Muhammadiyah, berkenaan dengan turunnya surah Al Kautsar, Rasulullah menyatakan bahwa Al Kautsar merupakan sungai di surga. Rasulullah juga menyifati keadaan sungai itu dengan kabikan melimpah. Sebuah hadits panjang menyatakan hal demikian ketika Rasulullah berkumpul dengan para sahabatnya sebagai berikut:

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushirin dari al-Muhtar dari Anas berkata. Suatu hari ketika Rasulullah SAW di antara kami, tiba-tiba Beliau tertidur sejenak, lalu Beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Maka kami berkata, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Baru saja diturunkan kepadaku satu surah.”

Beliau pun membacakan surah itu, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.– Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) Al Kautsar– Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah– Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (Qs. Al Kautsar: 1-3)

Kemudian Beliau bersabda, “Tahukah kamu apa Al Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku ‘Azza wa Jalla kepadaku, di atasnya terdapat kebaikan yang banyak; yaitu telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat, bejananya sejumlah bintang (di langit), lalu ada seorang hamba yang ditarik darinya, maka aku pun berkata, “Yaa Rabbi, sesungguhnya ia termasuk umatku.” Allah berfirman, “Engkau tidak mengetahui apa yang mereka setelahmu.”

Ibnu Hujr –salah seorang rawi- menambahkan dalam haditsnya, “(Rasulullah SAW) berada di antara kami di masjid (HR. Muslim).

Baca juga artikel terkait ALQURAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani