Menuju konten utama

Ketimpangan Kekayaan di ASEAN, Indonesia Nomor Dua

Kekayaan rata-rata orang dewasa di Indonesia menempati peringkat empat di ASEAN. Namun dalam ketimpangan kekayaan, Indonesia menempati peringkat kedua.

Ketimpangan Kekayaan di ASEAN, Indonesia Nomor Dua
Potret kemiskinan di Jakarta. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Berdasar laporan Credit Suisse, kekayaan rata-rata orang dewasa (di atas 20 tahun) paling tinggi di seluruh negara ASEAN terdapat di Singapura. Rata-rata orang dewasa di Singapura memiliki kekayaan sebesar $276.885. Sedangkan Indonesia menempati posisi ke-4 dengan kekayaan rata-rata mencapai $10.772. Sedangkan orang dewasa di ASEAN yang memiliki kekayaan paling rendah adalah Myanmar yang hanya $2.221.

Rendahnya simpanan kekayaan masyarakat Myanmar dibanding negara ASEAN lain tak lepas dari upah minimum di Myanmar yang juga paling rendah di ASEAN. Di Myanmar, upah minimum bulanan pada 2016 sebesar $79,80 (setara Rp1.037.400). Bandingkan dengan Laos yang memiliki upah minimum $113,32. Dengan upah minimum itulah kekayaan rata-rata orang dewasa di Laos bisa mencapai $6.687 per orang dewasa, lebih dari tiga kali lipat ketimbang Myanmar.

Grafik Ketimpangan Kekayaan di Negara ASEAN

Studi Credit Suisse ini memperlihatkan pula ketimpangan kekayaan di negara-negara ASEAN. Secara umum, kepemilikan kekayaan oleh orang dewasa di kawasan Asia Tenggara ini masih belum merata. Ini terlihat dari nilai indeks Gini yang masih berada lebih dari 50% dan mendekati 100%. Indeks Gini ialah distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.

Brunei ialah negara ASEAN yang lebih merata kepemilikan kekayaannya. Ini ditunjukkan dengan indeks Gini Brunei yang mencapai 68%. Sedangkan Thailand adalah negara yang paling tinggi ketimpangan kepemilikan kekayaannya. Indonesia sendiri menempati peringkat kedua dalam hal ketimpangan kekayaan di ASEAN.

Grafik Ketimpangan Kekayaan di Negara ASEAN

Ketimpangan kepemilikan kekayaan di Indonesia tak lepas dari sebaran nilai kekayaan masyarakat. Proporsi masyarakat Indonesia yang memiliki kekayaan kurang dari $10.000 mencapai 84,30%, sedangkan yang memiliki kekayaan lebih dari $1 juta hanya 0,1%.

Ketimpangan kekayaan ini juga tak lepas dari rentang upah minimum di Indonesia yang dapat menjadi indikator proporsi tabungan dan investasi. Rentang upah di Indonesia pada 2016 dimulai dari $85,56 hingga $230,64. Rentang yang sangat jauh ini menjadi tolok ukur nilai tabungan/investasi yang sangat beragam di Indonesia.

Itu berbeda dengan Brunei, yang mayoritas kekayaan orang dewasa di kisaran $10.000-100.000. Masyarakat yang memiliki kekayaan kurang dari $10.000 hanya 35% dan pemilik kekayaan lebih dari $1 juta sebesar 0,3%. Sebaran yang memusat di tengah inilah yang membuat proporsi pemilik kekayaan di Brunei lebih merata ketimbang negara ASEAN lain.

Baca juga artikel terkait PEMERATAAN atau tulisan lainnya dari Dinda Purnamasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dinda Purnamasari
Penulis: Dinda Purnamasari
Editor: Zen RS