Menuju konten utama

Ketahui Bahan dan Cara Alami untuk Mengobati Epilepsi

Berikut ini beberapa cara dan bahan alami untuk mengibati epilepsi, dari bawang putih, teh mint hingga metode akupuntur. 

Ketahui Bahan dan Cara Alami untuk Mengobati Epilepsi
Ilustrasi Epilepsi. foto/istockphoto

tirto.id - Epilepsi atau lebih dikenal dengan istilah penyakit ayan merupakan gangguan kronis, ciri khasnya adalah kejang berulang yang tidak dipicu. Seseorang didiagnosis menderita epilepsi jika mereka mengalami kejang-kejang tanpa sebab.

Kejang pada epilepsi mungkin berhubungan dengan cedera otak atau kecenderungan keluarga, tetapi seringkali penyebabnya sama sekali tidak diketahui.

Banyak penderita epilepsi memiliki lebih dari satu jenis kejang dan mungkin memiliki gejala lain dari masalah neurologis.

Meskipun gejala kejang dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun, peristiwa electrical yang menghasilkan gejala tersebut terjadi pada otak.

Kejang karena epilepsi dapat memengaruhi keselamatan, hubungan, pekerjaan, mengemudi, dan banyak lagi.

Persepsi publik dan perawatan orang dengan epilepsi seringkali merupakan masalah yang lebih besar daripada kejang-kejang itu sendiri, demikian ditulis Epilepsy Foundation.

Untuk mengatasinya, beberapa orang dengan epilepsi beralih ke perawatan alami dan terapi alternatif untuk membantu meringankan gejala mereka atau melengkapi perawatan mereka. Berikut beberapa cara alami untuk mengobati epilepsi melansir Healthline.

Herbal

Beberapa obat herbal yang paling umum digunakan untuk epilepsi yakni burning bush, groundsel, hydrocotyle, lily of the valley, mistletoe, mugwort, dan peony.

Menurut sebuah studi pada 2003 yang dipublikasikan dalam Wiley Online Library, beberapa obat herbal yang digunakan dalam pengobatan tradisional Cina, Kampo Jepang, dan India Ayurveda menunjukkan efek antikonvulsan. Namun, tidak ada studi lebih lanjut tentang keamanan dan efek sampingnya.

Beberapa herbal alami yang tercantum di atas sebenarnya dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian.

Saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang cukup yang membuktikan bahwa obat herbal berhasil mengobati epilepsi. Sebagian besar bukti bersifat anekdotal.

Food and Drug Administration (FDA) juga tidak mengatur suplemen herbal. Herbal terkadang menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti sakit kepala, ruam, dan masalah pencernaan.

Meskipun beberapa herbal mungkin dapat membantu epilepsi, herbal lain juga dapat memperburuk gangguan epilepsi, maka bagi siapa saja yang menderita epilepsy hendaknya menghindari beberapa herbal berikut.

- Gingko biloba dan St. John's Wort dapat berinteraksi dengan obat anti kejang.

- Kava, passionflower, dan valerian dapat meningkatkan sedasi.

- Bawang putih dapat mengganggu tingkat pengobatan Anda.

- Chamomile dapat memperpanjang efek obat Anda.

- Schizandra dapat menyebabkan kejang tambahan.

- Suplemen herbal yang mengandung ephedra atau kafein, dapat memperburuk kejang. Ini termasuk guarana dan kola.

- teh mint

Vitamin

Vitamin tertentu dapat membantu mengurangi kuantitas kejang yang disebabkan oleh epilepsi. Tetapi perlu diingat bahwa vitamin saja tidak bekerja.

Mereka hanya dapat membantu beberapa obat bekerja lebih efektif atau mengurangi dosis yang diperlukan.

Maka dari itu dianjurkan untuk mengikuti saran dokter, untuk mencegah kemungkinan overdosis.

Vitamin B-6

Vitamin B-6 digunakan untuk mengobati bentuk epilepsi langka. Jenis epilepsi ini biasanya berkembang di dalam rahim atau saat kelahiran.

Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh Anda untuk memetabolisme vitamin B-6 dengan benar.

Meskipun bukti ini sangat kuat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah suplemen vitamin B-6 menguntungkan bagi orang dengan jenis epilepsi lainnya.

Magnesium

Kekurangan magnesium yang parah dapat meningkatkan risiko kejang. Pada sebuah penelitian terdahulu yang dipublikasikan dalam The National Center for Biotechnology Informationmenunjukkan bahwa suplementasi magnesium dapat mengurangi kejang.

Sebuah hipotesis pada tahun 2012 yang diterbitkan dalam Epilepsy Research mendukung teori ini. Para peneliti menunjukkan bahwa lebih banyak uji coba acak terkontrol diperlukan untuk lebih memahami efek potensial magnesium pada epilepsi.

Vitamin E

Beberapa orang penderita epilepsi juga berkemungkinan kekurangan vitamin E. Studi di The National Center for Biotechnology yang dipublikasikan pada 2016 menemukan bahwa vitamin E meningkatkan kemampuan antioksidan.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa vitamin E dapat membantu mengurangi kejang pada penderita epilepsi yang gejalanya tidak dikendalikan oleh obat konvensional.

Studi ini menyimpulkan vitamin E mungkin aman untuk dikonsumsi dengan obat-obatan tradisional untuk epilepsi. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.

Vitamin lainnya

Obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi juga dapat menyebabkan defisiensi biotin atau defiensi vitamin D, yang dapat memperburuk gejala.

Dalam kasus ini, dokter Anda dapat merekomendasikan vitamin untuk membantu mengatasi kondisi Anda.

Bayi dengan kejang yang disebabkan oleh defisiensi folat serbral memiliki kemungkinan mendapat manfaat dari suplementasi.

Suplementasi asam folat pada orang dengan epilepsi dan defisiensi folat dari faktor lain dapat menyebabkan lebih banya kerusakan daripada kebaikan. Dianjurkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.

Diet Ketogenik

Diet paling terkenal untuk mengurangi kejang adalah diet ketogenik, yang berfokus pada makan makanan dengan lemak tinggi. Orang yang melakukan diet ini tidak mengkonsumsi karbohidrat.

Pada tahun 2002, Johns Hopkins Medicine menciptakan diet Atkins yang dimodifikasi sebagai alternatif rendah karbohidrat dan tinggi lemak untuk diet ketogenik untuk orang dewasa penderita epilepsi.

Organisasi tersebut mengindikasikan bahwa penelitian terbaru menunjukkan diet tersebut menurunkan kejang pada hampir setengah dari mereka yang mencobanya.

Kontrol diri dan biofeedback

Beberapa penderita epilepsi mencoba mengendalikan aktivitas otak mereka untuk mengurangi tingkat kejang.

Teorinya adalah bahwa jika Anda dapat mendeteksi gejala kejang yang akan datang, Anda mungkin dapat menghentikannya.

Banyak orang dengan epilepsi mengetahui tanda-tandanya sekitar 20 menit sebelum kejang terjadi.

Penderita mungkin melihat bau yang tidak biasa, melihat cahaya aneh, atau penglihatan menjadi buram. Gejala-gejala tersebut seperti gelisah, depresi, kelelahan, atau sakit kepala yang parah.

Metode pengendalian diri digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas kejang begitu tiba.

Ada beberapa teknik, yang semuanya membutuhkan konsentrasi dan fokus yang baik. Contohnya adalah:

- Meditasi

- Berjalan

- Fokuskan diri pada suatu aktifitas

- Menghirup aroma yang kuat

- Secara harfiah menolak kejang itu terjadi. Namun, cara tersebut tidak bisa dijamin akan berhasil setiap saat.

Pendekatan lain yakni biofeedback. Seperti langkah-langkah pengendalian diri, tujuan dari proses ini adalah untuk mengendalikan aktivitas otak Anda.

Biofeedback menggunakan sensor listrik untuk mengubah gelombang otak. Setidaknya satu penelitian, menemukan bahwa biofeedback secara signifikan mengurangi kejang pada penderita epilepsi yang tidak dapat menangani gejala mereka dengan obat konvensional.

Terapis fisik biasanya menggunakan biofeedback. Jika Anda tertarik dengan prosedur ini, cari seorang profesional dengan kredensial.

Mungkin sulit untuk mengelola kondisi Anda dengan kontrol diri dan biofeedback sendirian. Kedua prosedur membutuhkan waktu, ketekunan, dan konsistensi untuk dikuasai.

Jika Anda memutuskan untuk menempuh cara ini, bersabarlah. Jangan mengurangi atau berhenti minum obat resep apa pun tanpa persetujuan dokter Anda.

Akupuntur

Praktik pengobatan Tiongkok kuno ini digunakan untuk membantu meringankan penyakit kronis dan masalah medis lainnya.

Akupunktur dapat mengubah aktivitas otak untuk mengurangi kejang. Satu hipotesis adalah bahwa akupunktur dapat mengendalikan epilepsi dengan meningkatkan tonus parasimpatis dan mengubah disfungsi otonom.

Praktiknya terdengar bagus secara teori. Tetapi tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa akupunktur adalah pengobatan epilepsi yang efektif.

Meski demikian, sebagian besar, bukti yang mendukung perawatan alami untuk epilepsi adalah anekdotal. Jenis epilepsi yang berbeda akan merespon obat dengan cara berbeda pula.

Baca juga artikel terkait OBAT EPILEPSI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo