tirto.id - Menyusul rentetan serangan terbarunya terhadap media, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta agar parlemen melakukan penyelidikan atas kinerja jurnalis, Kamis (5/10/2017).
“Mengapa Komisi Intel Senat tidak menyelidiki Jaringan Berita Palsu di negara KITA untuk mencari tahu mengapa begitu banyak berita PALSU dibuat!” ungkap Trump dalam cuitannya di Twitter.
Dilansir AFP, pernyataan Trump ini merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan panel Senat pada Rabu (4/10/2017) lalu terkait masih dilakukannya penyelidikan kolusi antara tim kampanye Trump dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat 2016 dan Rusia.
Sudah sejak lama Trump memberikan kecaman terhadap pemberitaan media yang menurutnya tidak adil dan menggunakan serangan-serangan di media guna menggalang dukungan massa.
Kecaman Trump terhadap media massa telah dimulai sejak masa kampanye Pilpres AS 2016 lalu. Ditakutkan, serangan verbal terhadap wartawan dapat meningkat menjadi serangan fisik.
Trump bahkan sempat menyebut wartawan sebagai "orang sakit”, menuduh media massa "mencoba untuk mengambil sejarah dan warisan AS", dan mempertanyakan patriotisme jurnalis.
"Saya benar-benar berpikir mereka tidak menyukai negara kita," kata Trump pada Agustus lalu, dikutip New York Times.
Margaret Sullivan, seorang kolumnis media untuk The Washington Post, menyebutnya kecaman Trump itu sebagai "serangan paling berlarut-larut yang pernah dilakukan presiden manapun terhadap media cetak."
"Melihat serangan semacam ini datang lagi dari presiden, sangat mengganggu," kata Courtney C. Radsch, direktur advokasi untuk Komite Melindungi Wartawan. "Ini menciptakan lingkungan di mana serangan terhadap pers, baik secara verbal maupun berpotensi fisik, bisa menjadi hal yang biasa."
Melalui cuitan terakhirnya, Trump pun sempat memberikan respons atas laporan yang diberikan NBC News bahwa Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mempertimbangkan akan mengundurkan diri dari kabinet beberapa waktu lalu. NBC juga secara terbuka menyebut Trump “bodoh.”
“Rex Tillerson tidak pernah mengancam akan mundur. Ini berita palsu yang dibuat oleh @NBCNews. Informasi dengan standar pemberitaan rendah. Tidak ada verifikasi dari saya,” kata Trump dalam cuitannya.
Beberapa menit setelah Tillerson berbicara di depan kamera untuk membantah bagian-bagian dari berita NBC, Trump meminta jaringan media itu untuk meminta maaf.
Tidak mengherankan, pihak NBC mengabaikan permintaan Trump melalui Twitter-nya. "Kami mendukung pelaporan kami," kata seorang juru bicara NBC News.
"Aman untuk mengatakan bahwa NBC News tidak akan mengajukan permintaan maaf kepada Amerika," kata koresponden NBC News House White House Hallie Jackson menambahkan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari