Amuk massa yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada 23 September 2019, menyentak rasa kemanusiaan publik. Ratusan ruko, puluhan rumah, belasan kantor, dan sebuah pasar hangus terbakar. Puluhan orang meninggal dan luka-luka. Ribuan warga pendatang dan warga Papua mengungsi, mengemasi cemas dan trauma.
Peristiwa kelam ini masih menyimpan tanda tanya, terutama mengapa gelombang protes anti-rasisme para pelajar ini bisa meledak menjadi amuk yang menghancurkan separuh kota terbesar di kawasan pegunungan tengah Papua itu.
[Liputan kolaborasi antara Tirto dan Jubi]
Berita selengkapnya:
Mengapa Pemerintah dan Keamanan Indonesia Gagal Cegah Rusuh Wamena?
Peta Kerushunan
Peristiwa kelam ini masih menyimpan tanda tanya, terutama mengapa gelombang protes anti-rasisme para pelajar ini bisa meledak menjadi amuk yang menghancurkan separuh kota terbesar di kawasan pegunungan tengah Papua itu.
[Liputan kolaborasi antara Tirto dan Jubi]
Berita selengkapnya:
Mengapa Pemerintah dan Keamanan Indonesia Gagal Cegah Rusuh Wamena?
Peta Kerushunan
Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Newsroom 63B
tirto.id - Politik
Editor: Newsroom 63B