tirto.id - Uskup Agung Jakarta MGR Ignatius Suharyo mengatakan bahwa kepala daerah di provinsi maupun kabupaten di Indonesia seharusnya mendatangi gereja-gereja saat perayaan natal agar umat Kristen di daerahnya merasa aman. Kehadiran mereka dan aparat keamanan memberikan pesan bahwa negara hadir di tengah-tengah masyarakat dan berkomitmen bahwa setiap ritual keagamaan yang berlangsung bisa lancar dan aman.
"Pak Kapolri, Panglima TNI, Menteri Dalam Negeri, plt Gubernur DKI Jakarta datang pada Misa Malam Natal di Katedral, Sabtu (24/12), dan mengatakan setiap kepala daerah baik gubernur maupun bupati harus mengunjungi gereja-gereja untuk memberi rasa aman umat Kristiani agar menjalankan ibadah dengan aman," kata Uskup Agung Jakarta saat memberikan Misa Pontifikal Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (25/12/2016).
"Keuskupan sampaikan terima kasih, termasuk untuk aparat keamanan yang memberikan keamanan pada perayaan Natal ini," tambahnya.
Harapan dari kehadiran negara ini, ia mengatakan agar tidak ada yang membeda-bedakan latar belakang agama dan apa pun itu karena secara sejarah pada periode kemerdekaan 1945 semua sepakat untuk memilih bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang di dalamnya disepakati dengan jelas untuk menghilangkan sekat-sekat perbedaan suku, agama, ras.
"Maka jangan digoncang-goncang lagi, jangan dikutik-kutik lagi," ujar Uskup Agung Jakarta sebagaimana dikutip Antara.
Menurut dia, doa untuk bangsa yang biasanya dilaksanakan umat Khatolik salah satunya setiap peringatan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus, kini lebih sering menjadi seminggu sekali setelah kondisi persatuan dan persaudaraan anak bangsa akhir-akhir ini semakin kencang diuji.
Sebelumnya, dalam pesan Natal pada Misa Pontifikal Natal di Gereja Katedral, Jakarta, ia menyisipkan ajakan untuk semakin mengamalkan Pancasila terutama sila ke-2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab pada 2017 mendatang .
"Mengamalkan Pancasila khususnya sila ke-2 agar kita menjadi semakin adil dan beradab dalam segala hal. Jika umat Khatolik mengamalkan sila ke-2 kita berarti sedang memperbaiki Kemuliaan Allah di negeri ini yang menjadi semakin kabur," katanya.
Perayaan Natal, menurut dia, bukan saja sebuah iman masa lampau melainkan pula iman Kristiani aktual. Maka bagi umat Kristiani yang merayakan Natal selain mengharapkan damai dan suka cita tentu juga memuat amanat untuk lebih terlibat seluas-luasnya secara konkret menyelesaikan persoalan aktual dalam bangsa ini.
Sementara itu Jemaat Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus di Jakarta juga tak ketinggalan untuk menyerukan pesan perdamaian untuk Indonesia, dalam perayaan Natal di gereja itu, Minggu (25/12/2016), yang dihadiri ribuan umat Kristiani.
"Kami berdoa untuk seluruh masyarakat Indonesia, apa pun agamanya, agar hidup damai demi terjaganya persatuan negara dan kelancaran pembangunan," kata Pendeta Jeffrey Sompotan yang juga merupakan ketua majelis jemaat GPIB Paulus dalam doa Natal.
Jeffrey meminta umat Kristiani untuk meyakini penyertaan Tuhan dalam masa-masa yang sulit sehingga semua umat memiliki pegangan hidup.
Prosesi ibadah Natal di GPIB Paulus Jakarta pada tahun ini dibagi menjadi enam bagian dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Prosesi ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Jeffrey tersebut nampak dijaga dengan ketat oleh sejumlah aparat keamanan yang menenteng senjata laras panjang.
Para jemaat nampak bersuka ria, dan bahkan beberapa di antaranya memarkir kendaraan di sekitar Masjid Sunda Kelapa yang terletak persis di seberang gereja.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan