tirto.id - Kepala BNPT Suhardi Alius telah melaporkan perkembangan penanggulangan terorisme di Tuban Jawa Timur kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya paparkan ke beliau perkembangan dan situasi aktual, termasuk juga apa yang sudah kita lakukan selama ini di samping penindakan atau hard approach yang kita kembangkan juga ada juga soft approach," kata Suhardi ditemui di Komplek Istana Kepresidenan seperti dikutip Antara, Senin (10/4/2017).
Selain penindakan, Suhardi mengklaim telah melakukan pencegahan melalui pembinaan mantan napi teroris.
Dalam pertemuan itu, kata Suhardi, Presiden Joko Widodo ingin agar BNPT lebih efektif lagi dalam penanganan terorisme.
"Yang sudah baik tolong diteruskan, yang masih belum tolong cari pola-pola yang baik untuk bisa lebih tepat dalam rangka melakukan sosialisasi kepada masyarakat," kata Suhardi menjelaskan arahan Presiden kepada BNPT.
Aksi terorisme di Tuban, Jatim pada Sabtu 8 Maret 2017 mengusik keamanan nasional. Pada insiden itu
para terduga teroris menyerang pos lalu lintas di Jenu, Tuban dengan menumpangi mobil H 9037 BZ dan menembak salah satu anggota Satlantas Polres Tuban.
Dari hasil pemeriksaan sementara, terungkap bahwa pelaku bernama AH (alamat Tersono, Batang, Jateng), SA (Ngaliyan, Semarang, Jateng), YR (alamat Gemuh, Kendal, Jateng) dan EP (Tersono, Batang, Jateng).
Menurut polisi para pelaku diduga merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Semarang yang dipimpin Fauzan Mubarok.
Petugas gabungan dari Polres Tuban, Brimob dan TNI menembak mati keenam terduga teroris tersebut dalam kontak senjata.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH