Menuju konten utama

Kenya Gelar Kontes Kecantikan Albino Pertama di Dunia

Kenya menjadi tuan rumah kontes kecantikan bagi albino pertama di dunia. Kontes itu dilihat sebagai langkah signifikan dalam hubungan harmonis di tengah perbedaan di masyarakat.

Kenya Gelar Kontes Kecantikan Albino Pertama di Dunia
Ilustrasi Kenya Gelar Kontes Kecantikan Albino Pertama di Dunia. [foto/shutterstock]

tirto.id - Kenya menjadi tuan rumah kontes kecantikan bagi albino pertama di dunia. Kontes itu dilihat sebagai langkah signifikan dalam hubungan harmonis di tengah perbedaan di masyarakat.

Seperti yang dilaporkan oleh the guardian,Senin (31/10/2016)kontes tersebut mengambil tema Beauty Beyond Skin (Cantik Melebihi Kulit), kontes kecantikan albino pertama di dunia diselenggarakan untuk merayakan orang-orang dengan kekurangan pigmen di kulit, rambut dan matanya. Kontes juga bertujuan untuk melawan kekerasan terhadap albino di Afrika Timur.

10 perempuan dan 10 laki-laki berlenggang mengenakan pakaian mode untuk memperebutkan gelar Mr dan Miss Albino Kenya di depan ribuan orang, termasuk Wakil Presiden William Ruto. Para kontestan menggunakan kesempatan itu untuk mengajukan petisi pada pemerintah agar lebih mengenali dan menghormati kondisi mereka. Beberapa berpakaian seperti tentara, pelayan, dan petugas polisi untuk menyoroti bahwa albino ada dalam tiap bagian masyarakat.

Tidak hanya itu, kontes kecantikan albino juga merayakan kreativitas mode busana. Beberapa pakaian dibuat dari bahan-bahan seperti kantong semen, balon, tas kertas, keset, kapas dan CD untuk menampilkan kreativitas dan gaya individu.

Loyce Lihanda yang dimahkotai Miss Albino Kenya mengungkapkan bahwa kontes kecantikan itu telah memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi diri di tengah diskriminasi dari banyak orang.

“Begitu lama albino diperlakukan sebagai setengah manusia karena kami berbeda. Namun, kontes ini telah membangkitkan harga diri kami dan memberi kemampuan untuk mengeksplorasi keterampilan dan bakat kami,” ungkap Lihanda.

“Kami datang dari mentalitas bahwa kami tidak dapat mencapai apa yang orang ‘normal’ bisa karena kami berbeda. Namun, waktu telah membuktikan bahwa kami bisa unggul,” ujar Lihanda lebih lanjut.

Senada dengan Miss Albino Kenya, anggota parlemen Albino satu-satunya di Kenya Isaac Mwaura juga berharap agar warga Kenya mengubah sikap mereka terhadap albino.

“Waktunya akan datang ketika orang-orang albino bekerja di militer dan kepolisian. Kami sudah memiliki beberapa di Dinas Pemuda Nasional, dan itu merupakan tanda signifikan dalam mencapai inklusi di tengah perbedaan warna kulit,” kata Mwaura seraya menambahkan bahwa cantik, tampan dan albinisme dapat bersatu dalam masyarakat.

Di Kenya, masih besar stigma yang diterima oleh albino. Ancaman terbesar bagi orang-orang dengan kondisi ini ialah diperdagangkannya anggota tubuh albino di pasar gelap. Pasalnya, sejumlah orang meyakini albino dapat digunakan dalam pengobatan tradisional karena diyakini membawa keberuntungan dan keuntungan finansial di politik.

Sedangkan, di negara tetangga Tanzania, setidaknya 75 anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi albino telah tewas sejak 2000, dan lebih dari 62 lainnya melarikan diri dengan luka parah akibat serangan oleh orang-orang yang mencari tubuh albino untuk dijual ke dukun yang diduga membayar hingga 75.000 dolar AS per tubuh.

Baca juga artikel terkait KONTES KECANTIKAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh