tirto.id - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut, Kim Jong Un mengecam keras perjanjian terbaru antara Korsel dan AS. Yo Jong menyebut Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol sebagai "orang bodoh" dan menganggap Presiden AS, Joe Biden sebagai orang tua yang sudah pikun.
Adik Kim Jong Un itu mengeluarkan pernyataan yang sangat keras menyusul perjanjian terbaru antara Korsel dengan AS, dalam kunjungan bilateral yang dilakoni Yoon Suk Yeol ke Negeri Paman Sam baru-baru ini.
Seperti diberitakan AP News, Kim Yo Jong menilai Yoon Suk Yeol sebagai "orang yang bodoh" karena memperkuat pertahanan Korsel dengan AS demi meningkatkan kemampuan rudalnya. Yo Jong menambahkan, Yoon Suk Yeol selama ini juga terlalu percaya penuh terhadap janji-janji AS, meskipun mereka sekedar mendapatkan materi saja.
"Mimpi AS dan Korea Selatan selanjutnya akan dihadapkan pada entitas yang memiliki kekuatan lebih besar," ujar Kim Yo Jong.
Selain itu, wanita yang dianggap paling berpengaruh kedua di Korut setelah kakaknya, Kim Jong Un itu juga menganggap Presiden AS Joe Biden sebagai orang tua yang sudah pikun.
Pasalnya, Joe Biden sempat mengeluarkan peringatan bahwa pihaknya akan menghabisi rezim Korut jika saja negara itu terus-terusan mengancam lewat sejumlah senjata nuklirnya. AS juga berencana menempatkan sejumlah kapal selam nuklir di Semenanjung Korea pasca kunjungan Yoon Suk Yeol itu.
"Ketika kami mempertimbangkan bahwa ungkapan itu (Joe Biden) secara pribadi digunakan oleh presiden AS, itu adalah retorika yang mengancam dan dia harus siap menghadapi badai yang terlalu besar," tegas Kim Yo Jong.
"Semakin banyak musuh yang bertekad untuk melakukan latihan perang nuklir, dan semakin banyak aset nuklir yang mereka kerahkan di sekitar Semenanjung Korea, semakin kuat pula hak kami untuk mempertahankan diri," tambah Yo Jong.
Apa Isi Perjanjian Terbaru Korsel-AS?
Menurut laman CNN, Washington dan Seoul baru saja membuat perjanjian terbaru pada Rabu, (26/4/2023), di Gedung Putih, AS. Perjanjian ini dibuat sebagai upaya menangkal agresi Korut yang kerap mengancam melalui sejumlah rudal balistiknya.
Selain itu, AS juga berkomitmen mengerahkan kapal selam bersenjata nuklir ke Korea Selatan. Hal ini menjadi yang pertama kali dilakukan AS sejak tahun 1980-an.
Dalam pertemuan antara Yoon Suk Yeol dengan Joe Biden pekan lalu itu, AS juga berencana menambah kemampuan rudal Korsel dalam menghadapi ancaman Korut.
Salah satu pejabat AS menyatakan, perjanjian ini merupakan langkah-langkah pencegahan dengan pengerahan aset-aset strategis secara teratur, termasuk pengiriman kapal selam nuklir AS ke wilayah Korea Selatan.
Lantas, Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang cukup membuat merah telinga para petinggi Korut, termasuk adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sebagai salah satu penentu kebijakan luar negeri dan hubungan dengan Korsel selama ini.
Joe Biden mengatakan:"serangan nuklir Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau sekutu dan mitranya tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim mana pun yang melakukan tindakan seperti itu," sembari memuji hubungan AS dengan Korsel sebagai aliansi yang sangat kuat.
Pertemuan antara Joe Biden dengan Yoon Suk Yeol itu pun semakin memanaskan situasi Semenanjung Korea di tengah aksi latihan militer gabungan antara AS-Korsel serta pamer senjata yang terus dilakukan Korut.
Sejak tahun 2022, Korut dilaporkan telah melakukan uji coba hampir 100 rudal, termasuk rudal balistik antarbenua yang dapat menjangkau daratan AS serta peluncuran jarak pendek yang bisa memicu serangan nuklir terhadap Korsel.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto