Menuju konten utama

Kementan: Kasus PMK Tertinggi di Jatim, NTB, Aceh, Jabar, & Jateng

Per 28 Juni 2022, provinsi yang melaporkan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sebanyak 19 provinsi dan 221 kabupaten/kota.

Kementan: Kasus PMK Tertinggi di Jatim, NTB, Aceh, Jabar, & Jateng
Tiga ekor sapi yang mengalami penurunan berat badan akibat terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di karantina oleh peternak di Desa Jeulekat, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (25/5/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/tom.

tirto.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat lima provinsi dengan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tertinggi yakni Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Hal itu disampaikan Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Agung Suganda.

"Berdasarkan data per 28 Juni kemarin jumlah provinsi yang tertular (PMK) sebanyak 19 provinsi dan 221 kabupaten/kota dengan jumlah tertinggi ada di lima provinsi," kata Agung Suganda dalam diskusi daring, Rabu (29/6/2022).

Agung merinci Jawa Timur dengan penemuan kasus PMK terbanyak, yakni 114.921 ekor hewan. Disusul NTB 43.282 ekor, Aceh 31.923 ekor, Jawa Barat 30.456 ekor, dan Jawa Tengah 30.386 ekor.

Kementan melaporkan hewan ternak yang terkonfirmasi PMK di Indonesia sebanyak 283.606 ekor: 91.555 ekor telah sembuh, 2.689 ekor dipotong dengan syarat, dan 1.701 ekor mati.

"Sementara yang belum sembuh mencapai 186.661 ekor dan yang telah divaksin hingga hari ini sebanyak 315 ribu ekor," kata Agung.

Hewan ternak yang paling banyak terjangkit PMK adalah sapi dengan total 278.937 ekor, kerbau 4.669 ekor, kambing 1.253 ekor, dan domba 958 ekor.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penambahan vaksin PMK untuk hewan ternak di sejumlah daerah akan dilakukan secara bertahap.

"Karena membeli vaksin PMK tidak boleh sembarang, harus ada indikatornya," kata Syahrul.

Syahrul mencatat ketersediaan vaksin PMK saat ini sekitar 3 juta dosis. Sebanyak 800 ribu dosis di antaranya telah disebarkan ke sejumlah daerah.

"Penambahan vaksin akan terus berproses... Tentunya ini juga akan terus berkembang," kata dia.

Baca juga artikel terkait WABAH PMK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan