Menuju konten utama

Jelang Iduladha, Mentan Ajak Semua Pihak Kolaborasi Cegah PMK

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengajak pemerintah daerah bersama kepolisian, karantina, dan Bea Cukai untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.

Jelang Iduladha, Mentan Ajak Semua Pihak Kolaborasi Cegah PMK
Dokter hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada hewan ternak sapi di Desa Dakiring, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Jumat (24/6/2022). ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu/Ds/foc.

tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengajak semua pihak agar berkolaborasi untuk menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak.

Hal itu disampaikan Syahrul usai berkunjung ke Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai Besar KIPM) Jakarta I di Tangerang, Banten, Senin (22/5/2023).

"Ketaatan kerja sama pemerintah daerah, bersama karantina, kepolisian, Bea Cukai, harus sama-sama, sehingga betul-betul ketersediaan dalam rangka Idul Adha nanti, baik untuk sapi yang akan dipotong sudah dihitung dengan baik," kata Syahrul dikutip dari Antara, Selasa (23/5/2023).

Menurut Syahrul, dengan kolaborasi antara seluruh pihak dalam penanganan kasus PMK pada hewan ternak dapat berpengaruh besar. Pasalnya, pada tahun lalu saja sudah terbukti kasus PMK dapat dikendalikan secara efektif.

"Kita termasuk penanganan terbaik selama ini, sudah redup sampai 99 persen, tidak berarti kita harus abai. Oleh karena itu semua pergerakan sebelum Idul Adha, harus mendapatkan asistensi dan pendampingan dari karantina di semua pelabuhan, sehingga interinsuler (antarpulau) kita terkendali," katanya.

Syahril meminta kerja sama pemerintah daerah bersama pihak keamanan, baik kepolisian, karantina, dan Bea Cukai ditingkatkan kembali agar virus PMK tidak merebak kembali ke Indonesia.

"Selama ini vaksin cukup baik, artinya kita tidak kekurangan vaksin. Tapi kan tidak boleh hari ini disuntik itu hewan, besok harus suntik lagi, ada jeda 3 bulan kemudian baru bisa, sama dengan virus dan itu sudah berlangsung cukup bagus," ujarnya.

Syahrul mengklaim sejauh ini Kementerian Pertanian telah memetakan daerah yang rawan terjangkit PMK. Penanganan PMK dilakukan dengan isolasi ketat terhadap peredaran hewan ternak yang diduga terjangkit.

"Kita punya mapping, dan kalau daerah-daerah yang memang kita ragukan, isolasi sangat ketat, bahkan tidak boleh keluar dari tempat itu, semua harus kerjasama dengan pemerintah daerah," kata dia.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT MULUT DAN KUKU

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan