tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menganggap wajar kasus babi asal Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terserang African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika. Ia menyebutkan berbagai virus yang sudah lama tertimbun saat ini tengah bangkit lagi.
“Di dunia, virus itu berputar, bakteri lagi bekerja sehingga (wajar) penyakit yang sudah tertimbun 20-30 tahun lalu (muncul kembali). Kayaknya virus bangkit lagi,” kata Syahrul dikutip dari Antara, Senin (15/5/2023).
Guna mencegah penyebaran babi Flu Babi Afrika, Mentan telah menginstruksikan isolasi wilayah secara total di Pulau Bulan. Hal itu dilakukan sembari memvaksinasi hewan-hewan lain yang belum tertular penyakit tersebut.
“Itu (babi) belum banyak (yang terserang), baru dalam tahap pertama. Cuma memang itu sangat berpengaruh untuk ekspor karena babi kita lebih banyak untuk ekspor dan itu (Flu Babi Afrika) cuma ada di satu. Untuk daerah lain insyaallah, mudah-mudahan aman,” tuturnya.
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan babi asal Pulau Bulan, Batam, yang biasanya diekspor ke Singapura positif terkena flu babi Afrika.
“Hasil pengujian lanjutan baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif Classical Swine Fever (CSF), sehingga perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus,” kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra di Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Wisnu menuturkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan secara aktif berkoordinasi dengan otoritas Singapura, yakni Singapore Food Agency and NS Park.
Hasil investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura tersebut menyimpulkan terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan. Kematian babi itu memiliki gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera.
Selanjutnya, Karantina Pertanian Tanjung Pinang melakukan langkah-langkah antisipatif berupa pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan melakukan pengetatan tindakan karantina hewan.
“Selain itu, pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di pulau ini,” kata Wisnu.