tirto.id - Plt Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial (Kemensos), Beni Sujanto mengatakan, pihaknya lebih melaksanakan program yang komprehensif, bukan sekadar pemberian bantuan sosial (bansos), tetapi juga bimbingan dan pelatihan bagi masyarakat kurang mampu.
Menurutnya, penerima manfaat bantuan sosial berupa pemberdayaan banyak disalurkan kepada masyarakat berusia muda, alasanya dapat didorong untuk menumbuhkan pelatihan hingga berwirausaha.
“Semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya sehingga mampu memenuhi kebutuhannya,” kata Beni alam acara Capaian Kinerja 2023 dan Rencana Kerja 2024 Pemberdayaan Sosial, Jakarta, Kamis (28/12/2023).
Sementara itu, tambahnya, logframe pemberdayaan sosial pada dasarnya untuk menumbuhkan daya dalam memenuhi kebutuhan dasar, yang kemudian disasar kepada warga yang mengalami masalah sosial.
“Tidak semua masyarakat harus terus-menerus mendapat bantuan sosial, agar keluar dari kemiskinan perlu diberdayakan,” ucap Beni.
“Kalau mereka diberi bantuan Rp700 ribu sebulan terus-menerus, ada kecenderungan menimbulkan ketergantungan, menjadi malas,” tambahnya.
Hasil pemberdayaan sosial dari Kemensos, menurut Beni, dilihat dari tumbuhnya persentase warga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar sendiri atau ‘mentas’ atau graduasi dari bantuan sosial pasca mendapatkan program bantuan pemberdayaan.
“Kebijakan ini [adalah] bagaimana untuk bisa mengentaskan masalah kemiskinan, mereka masih bisa bekerja, berpikir, berinovasi,” katanya.
Pada tahap tertentu, Kemensos berharap, program pemberdayaan sosial akan mampu menurunkan tingkat kemiskinan nasional secara signifikan.
Tagline pemberdayaan sosial yang disiapkan Kemensos adalah dapat menghapus kemiskinan ekstrem, kemudian menjadi miskin lekas, yang pada tahap selanjutnya dapat mentas atau graduasi dari bantuan sosial.
Kemudian, misi pemberdayaan sosial yaitu dapat menahan yang belum menerima bansos agar tidak masuk dalam daftar penerima bantuan. Lebih lanjut, Kemensos ingin menahan yang sudah graduasi agar tidak kembali menjadi penerima bantuan sosial.
Pada realisasi anggaran tahun 2023 untuk program pemberdayaan sosial tercatat sudah tersalurkan sekitar Rp52 triliun. Capaian ini sebagian besar berasal dari Belanja Bansos (Program Sembako, Proses BLT El Nino).
Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) menjadi realisasi program pemberdayaan sosial dari Kemensos. Tercatat hingga pertengahan 2023, PENA telah membantu 1.322 penerima manfaat graduasi dari kemiskinan ekstrem di tahun 2023.
Secara rinci, kluster usaha PENA yang diberdayakan oleh Kemensos pada sektor makanan terdapat pemberdayaan warung makan yang meliputi usaha bakso, mie, sate, nasi goreng, ayam geprek, hingga kue jajanan.
Pada sektor kerajinan, pemberdayaan dilakukan untuk meningkatkan keahlian dalam menjahit, menganyam, membuat batu bata, hingga genteng. Kemudian pada sektor pertanian, diberdayakan untuk keahlian dalam menanam tanaman hias, sayur. hingga buah-buahan.
Lebih lanjut, sektor peternakan mendapatkan pemberdayaan dalam beternak ayam, bebek, entok, burung, dan ikan. Terakhir, dalam sektor jasa, pemberdayaan dilakukan dengan menciptakan keahlian seperti menyablon hingga pangkas rambut.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi