Menuju konten utama

Kemenparekraf Apresiasi Rencana Penutupan Berkala TN Komodo

Penutupan berkala bakal memberi waktu bagi TNK memulihkan ekosistem akibat aktivitas wisata yang kian meningkat signifikan.

Kemenparekraf Apresiasi Rencana Penutupan Berkala TN Komodo
Wisatawan melihat satwa Komodo (Varanus Komodoensis) di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/1/2018). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

tirto.id - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) tengah mengkaji rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo (TNK) pada pertengahan 2025. Salah satu alasan penutupan berkala adalah karena TNK butuh pemulihan dari tekanan akibat aktivitas wisata yang akhir-akhir ini meningkat signifikan.

Nantinya, penutupan bisa dilakukan secara total atau pada hari tertentu saja—tergantung pada hasil kajian.

Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya, memandang positif narasi penutupan tersebut yang rencananya bakal dilakukan pada hari kerja. Apalagi, penutupan tersebut ditujukan untuk membenahi manajemen dan mengontrol kapasitas pengunjung TNK.

Ini momen mungkin untuk kita semua memberikan edukasi, bagaimana kita melihat ekosistem dan satwa Komodo khususnya, ekosistem di darat maupun perairan. Jadi, lebih kepada harus dibenahi dari sekarang untuk yang jauh lebih baik,” katanya dalam Weekly Brief with Sandi Uno, di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Kendati demikian, Nia melihat bahwa BTNK punya tantangan untuk mengedukasi dan menyosialisasikan alasan penutupan TNK kepada masyarakat. Selain itu, keputusan tersebut juga pasti berdampak pada pelaku usaha dan pemerintah daerah sekitar TNK. Mereka bakal menghadapi tantangan untuk melakukan diversifikasi produk pariwisata.

Di sana ada kegiatan snorkling, diving, desa wisata, kemudian ada forest healing. Ada beberapa pulau. Jadi, menurut saya, ini yang harus kita siapkan. Ini sudah komitmen kita pada pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berkualitas,” imbuh Nia.

Baca juga artikel terkait TAMAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi