tirto.id - Direktur Jenderal Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangarepan mengatakan, pesatnya perkembangan digital di Indonesia perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni. Hal ini tidak terlepas dari keahlian berinternet masyarakat Indonesia dinilai masih cukup rendah.
“Perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai pengguna media sosial untuk lebih produktif dalam memanfaatkan internet demi mewujudkan Indonesia makin cakap digital,” ujar Semuel di Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Berdasarkan data We are Social Hootsuite hingga Februari 2022, di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.
Namun, meskipun Indonesia termasuk empat besar negara pengguna internet terbesar di dunia, Survei Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa keahlian berinternet masyarakat Indonesia memiliki skor paling rendah.
Melatarbelakangi itu, Kemenkominfo terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya memanfaatkan internet secara wajar dan menghindari hal-hal yang membahayakan atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebelumnya menuturkan, salah satu kunci masa depan ekonomi tanah air ada pada digitalisasi yang membuka kesempatan baru untuk pelaku bisnis. Hal itu seiring ledakan penggunaan kanal-kanal digital selama pandemi.
"Digitalisasi saat ini berkembang amat cepat di Indonesia. Sehingga pemanfaatan digitalisasi penting untuk pengembangan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan di masa depan," katanya dalam pernyataannya beberapa waktu lalu.
Perry berencana membawa digitalisasi Indonesia ke ASEAN hingga ranah global, pada G20 di Indonesia. Terlebih Indonesia dan negara ASEAN saat ini sedang bersiap mengembangkan inisiatif sistem pembayaran lintas batas negara.
Di sisi lain, Perry menjelaskan adanya digitalisasi di era pasca pandemi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak bisa ketinggalan. Terlebih saat ini ada 18 juta UMKM yang telah terdigitalisasi di Indonesia.
"18 juta adalah angka yang besar, tapi sebetulnya kecil, karena kami memiliki 65 juta UMKM yang perlu dihubungkan [secara digital]," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, pemanfaatan ekonomi digital melalui internet menjadi perhatian bagi pengembangan proses bisnis UMKM perajin Indonesia dan koperasi. Hal ini karena digitalisasi yang diciptakan para inovator telah terbukti mengubah jutaan pelaku UMKM menjadi lebih berdaya dan kuat kendati terhimpit pandemi COVID-19.
"UMKM perajin Indonesia akan semakin berdaya dan mandiri jika masuk dan go digital. Untuk itu, dibutuhkan banyak inovator digital,” kata Teten di Jakarta.
Menurut Teten, digital onboarding ini memang penting bagi pelaku UMKM Perajin Indonesia. Itu karena digital onboarding dapat menjadi solusi atas urusan perbankan yang cukup menyita waktu.
"Onboarding membuat pemasaran online menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan hanya dari genggaman tangan," ujarnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang