Menuju konten utama

Kemenkes: Vaksin Corona AstraZeneca Masuk Indonesia Kuartal I 2021

Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca diperkirakan akan tiba di Indonesia pada kuartal I 2021. 

Kemenkes: Vaksin Corona AstraZeneca Masuk Indonesia Kuartal I 2021
Ilustrasi vaksin Covid-19. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Belasan hingga puluhan juta vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca diperkirakan akan tiba di Indonesia pada kuartal I 2021.

Vaksin Covid-19 AstraZaneca ini masuk Indonesia melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Vaksin Dunia (Global Alliance for Vaccine and Immunization/GAVI) COVAX Facility dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian disampaikan Kementerian Kesehatan.

Vaksin itu nantinya akan dikirim melalui dua tahap yaitu pada kuartal I 2021 sebanyak 25-35 persen, dan kuartal II sebanyak 65-75 persen dari alokasi tahap awal tersebut. Vaksin buatan AstraZeneca ini bisa digunakan untuk memvaksinasi penduduk dengan usia 60 tahun ke atas.

Juru bicara vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmidzi. menjelaskan bahwa surat dari GAVI tertanggal 29 Januari 2021 telah mengonfirmasi indikasi alokasi vaksin gratis kepada Indonesia untuk tahap awal sekitar 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis vaksin buatan AstraZeneca.

"Ini merupakan keberhasilan diplomasi kita, melalui COVAX kita mendapatkan akses vaksin gratis dan dalam waktu yang cepat tentunya akan melengkapi jenis vaksin yang sudah ada saat ini. Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun ke atas yang kita ketahui dimana kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi," kata Siti Nadia Tarmidzi dikutip Antara.

Perkiraan vaksin sebanyak 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis ini merupakan tahap awal yang akan dikirimkan. Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan vaksin hingga maksimal sebanyak 108 juta dosis dari lembaga internasional tersebut. Jumlah pasti berapa alokasi dosis vaksin yang didapatkan Indonesia tergantung dengan diplomasi Indonesia.

Distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin AstraZeneca mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing), telah mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG) dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal, kata Siti Nadia Tarmidzi.

Aliansi Vaksin Dunia (GAVI) dengan COVAX Facility adalah lembaga internasional yang berupaya untuk mendukung agar 92 negara dengan pendapatan menengah dan bawah untuk mendapatkan vaksin COVID-19 gratis sebagai kesetaraan.

Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah menandatangani formulir vaksin GAVI COVAX Facility guna melengkapi konfirmasi keikutsertaan dalam pengadaan vaksin COVID-19 gratis.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin.

Seperti halnya vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca nantinya harus mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan POM sebelum dapat digunakan di Indonesia.

Adanya vaksin dari COVAX ini tentu akan banyak membantu dari kemampuan anggaran negara untuk bisa memenuhi kebutuhan program vaksinasi ini karena pengadaan vaksin melalui skema GAVI sifatnya gratis untuk pemerataan akses negara miskin dan berkembang mendapatkan vaksin COVID-19.

Vaksin dari GAVI akan melengkapi kebutuhan program vaksinasi COVID-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia yang dianggap memenuhi syarat mengikuti program ini. Selain itu Indonesia telah mendapatkan komitmen dan opsi untuk mendatangkan sebesar 663 juta dosis vaksin dari AstraZeneca dari Inggris, Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Amerika Serikat dan Kanada, dan Pfizer dari Amerika Serikat.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH