tirto.id - Kemendikbud memastikan tes Assesment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) belum akan menggantikan Ujian Nasional (UN)
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad meluruskan informasi yang beredar bahwa Ujian Nasional (UN) diganti dengan AKSI. Menurut dia, rencana itu "masih sebatas wacana.
"Realisasinya belum ke arah sana. Untuk sementara ini kami belum menggantikan UN dengan AKSI," ujar Hamid di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).
Menurut Hamid, AKSI tersebut dimaksudkan untuk meninjau kembali mengenai rendahnya peringkat Indonesia dalam Program for International Assessment (PISA).
"AKSI ini semacam copy PISA yang diterapkan di Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills [HOTS] siswa berusia 15 tahun atau kelas 9 SMP," ujarnya.
Secara teknis, para siswa nantinya akan diberikan soal-soal yang mirip dengan soal yang ada di PISA. Harapannya, para siswa tersebut akan terbiasa ketika menghadapi soal HOTS.
Tes AKSI diakuinya, sudah berjalan selama kurang lebih dua tahun dan beberapa sekolah di Indonesia telah menjadi percontohan untuk diterapkannya uji coba tes tersebut. Dengan waktu pelaksanaannya sebelum UN berlangsung.
Kendati bercorak tes, ia menjelaskan bahwa AKSI tidak akan membebani para peserta didik. Sebab perannya hanya sebagai alat ukur siswa menjawab soal HOTS terutama dalam menghadapi PISA.
"AKSI itu tidak membebani siswa. Siswa sebelum tes, oleh gurunya itu dilatih untuk terbiasa soal-soal HOTS, hasilnya tidak akan berpengaruh pada hasil belajar siswa," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH