tirto.id - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf dan bertanggung jawab penuh atas kematian akibat COVID-19 di Inggris yang menyentuh angka 100 ribu orang pada Selasa (26/1/2021) waktu setempat.
Dengan angka tersebut, Inggris menempati peringkat kelima negara dengan kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia.
“Saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya dan bertanggung jawab penuh atas nyawa-nyawa yang hilang. Sulit untuk menghitung duka yang diakibatkan hilangnya nyawa dengan cara yang tragis dalam setahun terakhir,” ucap Johnson dalam konferensi pers di Downing Street, seperti dilansir Telegraph.
PM Johnson enggan mengatakan penyebab kematian akibat COVID-19 di negara tersebut menjadi begitu tinggi. Padahal Inggris merupakan salah satu negara makmur dengan sistem perawatan kesehatan yang sangat memadai.
Melansir Telegraph, analisis terbaru menunjukkan tidak ada korelasi antara kematian akibat COVID-19 dengan pendapatan seseorang, terutama pada gelombang kedua COVID-19 menghantam Inggris.
Banyak ahli meyakini populasi Inggris yang didominasi lansia, tingkat obesitas yang tinggi serta kepadatan penduduk sangat mungkin berkontribusi dalam penyebab tingkat kematian menjadi begitu tinggi.
Berita ‘baik’nya, Inggris mencatat 20.089 kasus baru pada Selasa (26/1). Ini merupakan kasus harian terendah sejak 15 Desember seiring jumlah kasus yang terus melandai.
Sebanyak 6.853.327 orang kini sudah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19. Artinya, satu dari delapan orang dewasa di Inggris telah divaksinasi.
PM Boris Johnson berjanji akan membuat peringatan nasional untuk korban yang meninggal setelah krisis berakhir.
Per 26 Januari 2021, Inggris mencatat total kasus konfirmasi positif sebanyak 3.689.746 jiwa dengan 100.162 meninggal.
Dalam situasi yang nyaris sama, di Indonesia, Presiden Joko Widodo justru mengucap “bersyukur karena Indonesia berhasil menangani pandemi COVID-19 dan ekonomi”, sehari sebelum total kasus di Indonesia menyentuh angka 1 juta.
“Kita bersyukur Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan dua krisis [pandemi dan ekonomi] tersebut dengan baik," kata Jokowi dalam acara Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja (PGI) di Indonesia, Senin (25/1/2021).
Per 26 Januari 2021, Indonesia mencatat 1.012.350 kasus konfirmasi positif dengan 28.468 kematian.
Editor: Dieqy Hasbi Widhana